Jakarta, FORTUNE - Persaingan brand fashion mewah tak hanya dalam memikat pasar, tapi juga mempertahankan dinasti kekuasaan agar tetap berjaya. Suksesi perusahaan lumrah dilakukan, para pewaris pun bersiap menerima tongkat estafet bisnis keluarga.
Beberapa jenama mewahsecara terbuka mengungkapkan perencanaan suksesi. LVMH, perusahaan barang mewah terbesar di dunia, masih dikendalikan oleh ketua dan CEO Bernard Arnault, tapi empat dari lima anaknya memiliki kursi di dewan LVMH dan semuanya berpotensi mengambil alih hingga ia akhirnya pensiun.
Bulan lalu, Giorgio Armani, desainer Italia terkenal di balik mereknya yang terkenal, mengejutkan banyak orang ketika ia memgungkapkan belum menutup kemungkinannya menjual bisnis.
Mengutip Fortune.com pada Jumat (10/5), Armani justru akan mempertimbangkan melakukan akuisisi untuk merek yang berusia 110 tahun itu.
Lalu, bagaimana strategi jenama mewah lainnya mempertahankan pondasi bisnis? Lorenzo Bertelli, kepala tanggung jawab sosial Prada sekaligus salah satu pewaris mengatakan kepada Bloomberg, "Kami selalu terbuka untuk mempertimbangkan peluang-peluang."
Bertelli kini fokus kepada kemungkinan memperluas grup merek Prada, mencakup Miu Miu dan Church's. Sebelumnya, ia tak menampik adanya saran untuk menjual merek ini, tetapi ia menolak usulan itu karena ingin grup tersebut tetap berada di bawah kontrol keluarga.
Prada dan Armani termasuk di antara rumah mode Italia yang tetap independen ketika banyak jenama mewah melakukan merger dan akuisisi. Bersama Salvatore Ferragamo, Ermenegildo Zegna, dan Canali, grup ini tetap dikendalikan oleh keluarga yang mendirikannya.