Merek Mewah Dipimpin CEO Baru, Apakah Industri Akan Berubah?

Jakarta, FORTUNE - Perubahan sedang terjadi di dua merek jam tangan dan perhiasan paling terkenal di dunia. Louis Ferla akan menjadi CEO Cartier mulai 1 September 2024. Demikian diumumkan oleh perusahaan induk Cartier, Richemont, pada hari Selasa (2/7). Ferla, yang saat ini menjabat sebagai CEO Vacheron Constantin, akan menggantikan Cyrille Vigneron, yang pensiun setelah memimpin Cartier selama delapan tahun terakhir.
"Saya senang bahwa Louis telah menerima untuk mengambil peran tertinggi di Cartier," kata Johann Rupert, ketua dewan Richemont, dalam pernyataan resmi.
"Dia telah mendapatkan kekaguman dan rasa hormat dari rekan-rekannya di seluruh Grup dan dari industri secara keseluruhan karena berhasil menempatkan Vacheron Constantin di puncak Haute Horlogerie. Pengalaman dan kualitas kepemimpinannya akan sangat berharga bagi kesuksesan jangka panjang Cartier," katanya, memambahkan.
Ferla kembali ke Cartier setelah bekerja untuk merek tersebut dari tahun 2006 hingga 2017, ketika ia menjadi kepala Vacheron Constantin. Sebelumnya, ia adalah eksekutif senior untuk Cartier di Timur Tengah, India, dan Afrika sebelum diangkat menjadi CEO di Cina dan kemudian menjabat sebagai direktur internasional untuk klien dan bisnis.
CEO baru Van Cleef & Arpels
Richemont mengumumkan CEO baru untuk Van Cleef & Arpels: Catherine Rénier akan mengambil peran tersebut juga mulai 1 September 2024, datang dari Jaeger-LeCoultre. Rénier diangkat ke posisi tersebut setelah Nicolas Bos, mantan CEO, menjadi kepala seluruh konglomerat Richemont.
"Catherine akan mengambil peran sebagai CEO Van Cleef & Arpels, setelah 6 tahun memimpin Jaeger-LeCoultre di mana ia membangun tim kepemimpinan yang kuat dan posisi yang jelas dan berbeda untuk Maison, yang menjadi dasar kesuksesannya selama masa jabatannya," ujarnya.
Rénier sebelumnya bekerja di Van Cleef dari tahun 2003 hingga 2018. Dia bergabung dengan merek tersebut di Paris sebagai manajer pemasaran deputi dan naik pangkat hingga akhirnya menjadi presiden untuk wilayah Asia-Pasifik.