Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel Fortune IDN lainnya di IDN App
potret jam tangan Audemars Piguet asli (pixabay.com/poedynchuk)
potret jam tangan Audemars Piguet asli (pixabay.com/poedynchuk)

Jakarta, FORTUNE - Pasar jam tangan mewah sekunder kembali menunjukkan performa positif. Laporan terbaru EveryWatch mengungkap bahwa total transaksi jam tangan pre-owned meningkat 30,6 persen pada Juni, disertai lonjakan jumlah listing hingga 45,8 persen.

Kondisi ini berbanding terbalik dengan anggapan banyak pelaku industri yang menilai pasar sekunder melambat sejak awal 2022, ketika pecahnya perang Ukraina menghentikan tren kenaikan harga yang dipicu pandemi.

Namun, data terbaru EveryWatch—perusahaan agregator dan analis penjualan jam tangan bekas—memberikan gambaran lebih optimistis. “Meski harga rata-rata untuk Tiga Besar turun, volume penjualan justru meroket pada kuartal terakhir. Pasarnya benar-benar memanas,” ujar Giovanni Prigigallo, Co-Founder sekaligus Head of Business Development EveryWatch, menngutip Robb Report, Rabu (10/9).

Dominasi Rolex di pasar sekunder tak tergoyahkan. Pada Juni, merek asal Swiss ini menyumbang 29,85 persen penjualan berdasarkan nilai dan 22,17 persen berdasarkan volume. Nilai penjualannya mencapai US$3,66 miliar dari 163.470 listing aktif, dengan waktu median penjualan 40 hari.

Patek Philippe berada di posisi kedua dengan nilai US$2,09 miliar, turnover 19 persen, dan rata-rata waktu penjualan 62 hari. Sementara Audemars Piguet mencatat kinerja serupa, turnover 19 persen, namun dengan periode penjualan lebih panjang, yakni 83 hari.

Prigigallo menekankan, “Kalau Anda berpikir Omega bersaing dengan Rolex, pikirkan lagi,” merujuk pada kontribusi Omega yang hanya 3,59 persen dari total nilai penjualan.

Meskipun harga listing Audemars Piguet turun 5,2 persen secara kuartalan, nilai penjualannya justru naik signifikan 46,2 persen, melampaui Patek Philippe (14,3 persen) dan Rolex (2,9 persen). Bahkan, menurut laporan, jam tangan AP masih diperdagangkan rata-rata 41,2 persen di atas harga ritel.

Di segmen pembuat jam independen, pasar yang bernilai sekitar US$282,5 juta menemukan pemenang baru: F.P. Journe. Merek ini mencatat turnover 36 persen pada Mei, lalu melonjak ke 43 persen pada Juni.

Breguet juga menjadi sorotan. Antara Juni 2024–Juni 2025, merek legendaris ini membukukan kenaikan 111 persen dalam nilai agregat dan harga jual rata-rata, didorong oleh tingginya minat pada jam neo-vintage dan vintage. “Breguet tampil luar biasa, terutama di lelang,” kata Prigigallo.

Selain faktor merek, laporan EveryWatch juga menyoroti peran geografis. Prigigallo menyebut Amerika Serikat sebagai penggerak utama pasar sekunder, bahkan di tengah tekanan tarif impor dari Presiden Trump. AS mencatat turnover 61,11 persen pada Juni, jauh melampaui Eropa yang hanya 11,11 persen. “Pasar sekunder pasti akan diuntungkan dari ini, terutama di AS,” ujarnya.

Editorial Team