Jakarta, FORTUNE - Insiden pencurian yang mengguncang Museum Louvre di Paris, Prancis, pada Minggu, 19 Oktober 2025 kembali memunculkan sorotan terhadap lemahnya sistem keamanan di salah satu museum seni paling terkenal di dunia. Aksi perampokan yang berlangsung pada tengah hari itu disebut hanya memakan waktu tujuh menit, membuat delapan koleksi bernilai tinggi raib dari ruang pameran.
Dengan total koleksi mencapai 35 ribu karya seni dan area seluas 72.000 meter persegi, kejadian ini menjadi teguran keras bagi pihak manajemen yang dianggap perlu melakukan pembenahan besar terhadap sistem keamanan yang kerap kecolongan.
Melansir laporan France24, persoalan keamanan di Louvre bukanlah hal baru. Isu ini telah lama menjadi perhatian publik dan bahkan pernah mendorong kepolisian melakukan audit internal. Kasus terbaru ini menegaskan bahwa pengawasan terhadap ribuan karya seni legendaris belum cukup ketat, sehingga masih memberi peluang bagi pencuri untuk beraksi.
Pencurian di museum legendaris ini memang bukan peristiwa yang asing. Jauh sebelum insiden kali ini, mantan Direktur Museum Louvre, Pierre Rosenberg, sudah mengingatkan soal rapuhnya sistem keamanan, terutama sejak hilangnya lukisan karya Camille Corot yang dicuri di siang hari pada tahun 1998. Masalah keamanan telah menghantui museum sejak dibuka kembali pasca Perang Dunia II. Catatan sejarah menunjukkan beberapa kasus yang menyita perhatian.
Pada 1966, koleksi perhiasan antik hilang saat proses pemulangan dari pameran di Virginia. Barang tersebut kemudian ditemukan di New York, disimpan di dalam kantong belanja. Kemudian pada Desember 1976, seorang pria bertopeng berhasil membawa kabur pedang bertatahkan permata milik Raja Prancis Charles X, yang hingga kini belum ditemukan. Lalu pada 1990, pencuri memotong lukisan kecil karya Renoir langsung dari bingkainya di siang hari, bersamaan dengan hilangnya 12 perhiasan Romawi kuno dan beberapa karya lainnya. Lima tahun kemudian, dua benda berharga kembali dicuri hanya berselang satu minggu.
Menanggapi peristiwa terbaru, Direktur Louvre Laurence des Cars meminta Kepolisian Paris melakukan audit keamanan menyeluruh.
Insiden ini menambah daftar panjang kehilangan koleksi penting setelah kasus hilangnya lukisan Camille Corot (1998) dan baju zirah era Renaisans Italia pada 2021.