Jakarta, FORTUNE - Laporan State of the Global Islamic Economy (SGIE) tahun 2023, mengungkap total pengeluaran konsumen muslim untuk fesyen (pakaian dan alas kaki) tercatat sebesar US$318 juta di tahun 2022 atau meningkat 8,4 persen dibanding tahun sebelumnya. Pengeluaran ini diprediksi meningkat sebesar 6,1 persen menjadi US$428 juta di tahun 2027.
Peluang ini bisa dimaksimalkan Indonesia untuk menjadi kiblat fesyen muslim dunia tahun 2024 didukung kekayaan lokal serta keahlian tinggi para pelaku industri fesyen.
“Saya mengajak kepada seluruh pihak agar dapat memanfaatkan dengan baik kesempatan tersebut, khususnya dalam penguatan ekosistem modest fashion serta mengembangkan jejaring bisnis,” ujar Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional, Didi Sumedi dalam Road to Jakarta Muslim Fashion Week (JMFW) 2025 yang dihelat di MUFFEST Media Viewing pada Senin (1/3).
Menurut Didi, sebagai negara dengan populasi penduduk muslim terbesar di dunia, Indonesia memiliki peranan penting tidak hanya sebagai konsumen modest fashion, tetapi juga memiliki prospek yang besar dalam mendominasi distribusi produk modest fashion secara global.
“Berbagai peluang dapat dimanfaatkan Indonesia, seperti peningkatan populasi muslim dunia yang berpengaruh pada permintaan dan tren modest fashion, potensi kekayaan lokal, kepedulian terhadap lingkungan, dan sosial yang tinggi dari para pelaku usaha fesyen Indonesia,” kata Didi.
Sebagai upaya penguatan sektor modest fashion Kementerian Perdagangan melalui Direktorat Jenderal Pengembangan
Ekspor Nasional menghadirkan Road to Jakarta Muslim Fashion Week (JMFW) 2025 dengan mengusung tujuh jenama modest fashion pada gelaran Muslim Fashion Festival (MUFFEST) Media Viewing 2024.