Jakarta, FORTUNE – Jakarta selepas jam kerja adalah kota yang harus diberi jeda, dan memesan sebuah kursi di restoran rasanya bukan dosa. Kali ini bolehlah hidangan fusi kuliner Jepang dan Peru jadi pilihan. The Westin Jakarta meretas pikiran. Sebuah perjamuan malam Nikkei Cuisine di Henshin jelas merupakan pinangan menjanjikan.
Di kursi itu, sembari menunggu, sebuah cerita dibagikan oleh Chef Juan Carlos Vara, sang seniman rasa. Dia berkisah tentang kisi-kisi makanan yang akan tersaji di meja. “Saya berasal dari Peru, negara yang dikenal dengan berbagai hidangan menarik seperti ceviche, tiradito. Anda pasti akan suka apa yang dicoba malam ini, saya yakin,” ujarnya.
Hidangan pertama muncul dalam sebentar waktu. Aroma yang sejak tadi tercium ternyata berasal dari masakan khas Peru yang disebut tuna ceviche. Hidangan tradisional itu merupakan perpaduan berbagai komponen segar seperti daging tuna yang dimasak ala tataki, dengan racikan saus Yuzu, serta beberapa pelengkap, seperti bawang dan sejumlah sayuran.
Keunikan lain yang membuat perpaduan ini begitu berkesan adalah penambahan brondong quinoa sebagai pugasan. Quinoa adalah sejenis sereal yang menjadi makanan pokok bagi masyarakat setempat di kaki pegunungan Andes. Pugasan itu menyempurnakan tuna ceviche a la Chef Juan.
Resep selanjutnya adalah anticucho. Menurut Chef Juan, tema hidangan ini diangkat dari street food khas Peru. Komposisi utamanya terdiri dari sate daging ayam dengan saus chalaquita yang terasa pedas dan sedikit asam, namun tetap nyaman di lidah. Anticucho menampilkan ciri khas Peru dalam rasa pedas dan kegurihan yang berimbang.