Jakarta, FORTUNE - The Singleton meluncurkan The Singleton Gourmand, sebuah koleksi eksklusif yang terdiri dari tiga varian single malt. Diracik dengan cermat dan dimatangkan selama 42 tahun, koleksi ini terinspirasi dari cita rasa mewah hidangan penutup (dessert).
Hanya tersedia 136 set di seluruh dunia, dan kurang dari 20 set dialokasikan untuk kawasan Asia, The Singleton Gourmand otomatis menjadi barang koleksi yang sangat langka.
Tiga whisky dalam The Singleton Gourmand punya rasa unik yang mendefinisikan karakter mereka masing-masing. Ada rasa fig dan chocolate ganache (46 persen ABV), crème brûlée karamel (45,3 persen ABV), dan black cherry gâteau (45,5 persen ABV).
Inovasi rasa The Singleton Gourmand sendiri dipimpin oleh master blender Dr. Craig Wilson. Bersama timnya, Wilson terus mengeksplorasi cara-cara baru untuk menghadirkan rasa yang tak terduga dan nuansa halus saat menikmati whisky.
Berbekal fasilitas tiga tempat penyulingan legendaris: Glen Ord (didirikan 1838), Dufftown (1896), dan Glendullan (1897), Wilson memiliki akses langka ke ribuan barel penyimpanan, memberinya kebebasan untuk bereksperimen dan mendorong batas rasa whisky.
“The Gourmand Collection mencerminkan selera para penikmat whisky masa kini yang semakin berkembang,” ungkap Wilson. Ia juga menjelaskan, The Singleton of Glen Ord 42 Year Old, Vintage 1981 yang telah dimatangkan selama 12 tahun dalam barel kayu ek Amerika dan Eropa, menjadi dasar dari koleksi edisi terbatas ini.
“Dalam upaya menghadirkan kenikmatan tak tertandingi, koleksi ini mendorong batas proses pengumuran whisky,” ujar Wilson, yang memperkenalkan tahap pengumuran kedua selama 29 tahun di berbagai barel pilihan dengan sangat hati-hati.
Proses pengumuran tersebut menjadi yang terlama dalam sejarah The Singleton, sekaligus sesuatu yang sangat langka di industri whisky dan mampu menghasilkan single malt dengan tekstur yang luar biasa lembut serta profil rasa yang kaya dan berlapis.
Adapun dalam menciptakan rasa fig dan cokelat, Wilson mematangkan spirit baru di barel kayu Eropa sebelum menyelesaikan pengumurannya di barel anggur Priorat untuk menyempurnakan rasa. Hasilnya, cairan berwarna amber memancarkan kekayaan rasa dark chocolate, dipadu dengan lapisan rasa rempah, dan buah beri.
Sementara untuk rasa crème brûlée karamel, Wilson mematangkannya dalam barel kayu ek bekas bourbon dan grand cru yang terbakar dengan intens. Varian ini menawarkan rasa lembut karamel dan custard vanila, dengan sentuhan rasa kacang dan finishing yang halus.
Sebagai pelengkap, whisky black cherry gâteau dimatangkan dalam barel kayu ek bekas bourbon yang dibakar dengan kuat, lalu diselesaikan dalam barel anggur amarone. Varian ini dipenuhi dengan rasa gelap dan matang yang mengingatkan pada rasa cake klasik.