Jakarta, FORTUNE - Tiffany & Co kembali mencuri perhatian dunia perhiasan dengan meluncurkan *Titan Setting* terbaru, yang menciptakan ilusi berlian melayang. Koleksi ini merupakan hasil kolaborasi dengan direktur kreatif Louis Vuitton, Pharrell Williams, dan menggunakan platform Floeting, sebuah inovasi paten dari perusahaan perhiasan Selandia Baru.
"Berlian ini terlihat seperti melawan gravitasi," ujar Chris Benham, salah satu penemu Floeting, dalam wawancara dari Wellington, melansir Financial Times, Jumat (31/1).
Platform Floeting memungkinkan berlian bulat brilliant yang dirancang secara mikro untuk dipasang tanpa menggunakan prongs atau bezels. Batu berlian dalam koleksi ini memiliki 89 facet, sekitar 50 persen lebih banyak daripada berlian bulat brilliant pada umumnya, serta alur mikro yang sangat presisi untuk menciptakan efek melayang.
Peluncuran ini merupakan bagian dari upaya Tiffany, yang dimiliki oleh grup LVMH, untuk memperkuat posisinya di segmen perhiasan high-end. Meskipun telah berinvestasi besar dalam rebranding sejak 2021, kinerja Tiffany masih lambat mencapai potensi penuhnya. Pada tahun 2024, penjualan divisi jam dan perhiasan LVMH turun 2 persen secara organik dibandingkan tahun sebelumnya, meskipun kinerja Tiffany menunjukkan peningkatan.
Tiffany juga telah melakukan sejumlah langkah strategis, termasuk merombak total toko utamanya di Manhattan pada 2023, yang disebut sebagai "investasi terbesar dalam sejarah kemewahan". Selain itu, merek ini telah berkolaborasi dengan nama-nama besar seperti Supreme, Fendi, Nike, dan Beyoncé.
Titan Setting sendiri merupakan bagian dari koleksi Titan, yang pertama kali diluncurkan tahun lalu sebagai hasil kolaborasi dengan Pharrell Williams. Tiffany menjadi rumah perhiasan pertama yang menggunakan platform Floeting, yang pengembangannya memakan waktu 17 tahun dengan melibatkan laboratorium sains, ahli batu permata, dan bahkan mantan insinyur Formula Satu.