Jakarta, FORTUNE - Ketika berbicara tentang sepeda klasik, kebanyakan orang mungkin membatasi ekspektasi mereka dalam hal kenyamanan dan kecepatan. Sebab keunggulannya seringkali lebih dititikberatkan pada sisi desain: frame, warna cat, sadel, slebor, atau katengkas pada rantai —yang menciptakan karakter kuat dan memantik nostalgia. Tapi Vintage Electric Bike mendobrak cara pandangan demikian.
Berdiri sejak 2013 di Santa Clara, California, Amerika Serikat, perusahaan yang mengambil dua kata yang terdengar kontradiktif—antik dan elektrik—pada jenamanya itu justru berhasil memadu padankan keduanya. Klasik bukan berarti kuno. Dan ketangkasan tak harus abai terhadap desain dan kenyamanan.
Dalam hampir satu dekade terakhir, Vintage Electric Bike telah meluncurkan empat model sepeda listrik premium yang menyita perhatian: Roadster, Scrambler, Tracker Classic, dan Shelby. Keempatnya menawarkan sensasi mengendarai motor dengan kesederhanaan ala sepeda.
Kepada Fortune Indonesia, Founder Vintage Electric Bike Andrew Davidge mengatakan tiap sepedanya dirancang dengan performa dan keunggulan berbeda. Tapi, rata-rata produk mereka menawarkan kecepatan hingga 40 mill atau 60 km per jam.
Baterai 72 Volt yang mereka gunakan memiliki daya hingga 1.152 Watt hour—salah satu yang terkuat di kelasnya—dan mampu menggerakkan mesin 4.000W. Yang menarik, sepeda ini menggunakan pengereman regeneratif melalui tuas rem belakang. Hal ini memungkinkan energi kinetik dari pengereman dapat diubah menjadi listrik yang secara otomatis terisi ke dalam baterai.
Tak hanya itu, Vintage Electric Bike juga menaruh perhatian lebih pada Kenyamanan pengguna. Sensor torsi yang melekat pada mesin akan menerjemahkan cara Anda mengayuh pedal, dan membantu Anda menyesuaikan penggunaan bantuan elektrik secara proporsional—mulai dari lembut, lincah hingga ugal-ugalan.
Desain detail dan punya kesan klasik yang kuat terlihat pada pengguna frame aluminium hidro-formed di tiap sepeda—seperti hendak menangkap keanggunan sepeda klasik tahun 50-an. Sementara desain casing baterai aluminiumnya, yang berbentuk mesin vee-twin, mengingatkan kita pada sepeda motor awal abad ke-20.
Anda mungkin masih merasa asing dengan mereka sepeda prestisius ini. Sebab di Indonesia, penetrasinya pasarnya masih sangat terbatas. Ini juga tak lepas dari harganya yang jauh lebih mahal ketimbang mereka sepeda elektrik lain yang ada di pasar dalam negeri.
Untuk sepeda tipe Shelby, misalnya, harganya diestimasikan sekitar Rp114,3 juta, sedangkan untuk jenis Roadster, Scrambler, dan Tracker Classic diperkirakan di angka Rp109,8 juta.
Di Indonesia, satu-satunya mitra penjualan resminya adalah Throttle Bike. Selain itu, mereka juga membuka toko online resminya melalui e-commerce Blibli. "Di tahun ini, ada sekitar 30 sepeda yang kami kirim ke pelanggan kami di Indonesia," katanya.
Sepeda tersebut akan dikirim dari pabrik mereka di Taiwan. "Ketika kami melihat peningkatan permintaan, dan kami membuka pabrik di sana dua tahun lalu. Komponennya berasal dari California, dan kami merakitnya di Taiwan dengan mitra."
Kini, Davidge terus mematangkan strateginya untuk masuk lebih dalam ke pasar Indonesia. Penetrasi mereka berkaitan pula dengan suntikan GDP Venture ke perusahaan. "Apa yang sedang kami lakukan dengan sangat baik adalah mendengarkan. Menunggu umpan balik dari pelanggan, sebab mungkin pasar Indonesia menginginkan fitur yang berbeda dari yang diinginkan pasar AS," katanya.