Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel Fortune IDN lainnya di IDN App
Amazon. (Pixabay/geralt)

Jakarta, FORTUNE - Mengawali tahun 2022, aksi korporasi pembelian kembali saham (buy back) marak dilakukan perusahaan dalam negeri maupun global. Perusahaan tersebut berasal dari berbagai sektor, bahkan satu di antaranya merupakan raksasa teknologi dunia. Siapakah dia? 

Amazon.com, Inc, perusahaan dengan kapitalisasi pasar US$1,64 triliun yang pada hari ini, Kamis (10/2) baru saja merampungkan buyback saham pertamanya dalam satu dekade terakhir. Perusahaan ini terakhir kali melakukan buy back pada 2012. 

Amazon sebetulnya sudah berniat membeli kembali saham senilai US$5 miliar sejak 2016. Namun,raksasa e-commerce baru merealisasikan rencana itu pada 1 Januari–2 Februari 2022. Perusahaan menggelontorkan US$1,3 miliar untuk mendapatkan kembali saham-saham mereka.

Dengan aksi korporasi itu, dampak apa yang Amazon rasakan terhadap kinerja perusahaan?

Buyback saham: momentum baik bagi Amazon

Meski jumlahnya relatif kecil terhadap kapitalisasi pasar—di bawah 1/10 dari 1 persen— namun aksi ini tak bisa diabaikan. Mengutip Seeking Alpha, Analis Morgan Stanley, Brian Nowak menyebut, rata-rata saham yang dibeli kembali berhasil mengembalikan 100 persen kerugian dalam setahun terakhir.

Berkat buyback saham, Nowak memprediksi tingkat pengembalian sekitar 35 persen untuk AMZN atau harga saham di rentang US$4.000–US$4.200; target harga AMZN versi Nowak pada tahun macan ini. Aksi korporasi itu juga disertai katalis potensial lain yang bisa mendongkrak harga menjadi lebih tinggi.

Terlebih, jika aksi itu diikuti oleh pemecahan saham. Sebab, stock split berpeluang membuka jalan bagi AMZN masuk ke indeks Dow Jones.

Aksi buyback saham emiten dalam negeri

Editorial Team