Jakarta, FORTUNE - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diprediksi menguat kembali, Jumat (11/7), setelah ditutup naik 0,88 persen di level 7.005,37 kemarin.
Analis Binaartha Sekuritas Ivan Rosanova mengatakan IHSG telah menembus di atas 6.953, yang sebelumnya menjadi resisten terdekat. "Selanjutnya IHSG diproyeksikan untuk tetap menguat dalam tren naik jangka pendek menuju area 7.080-7.122 jika berhasil ditutup di atas 7.018," kata Ivan dalam riset hariannya.
Level support IHSG berada di 6.955, 6.885, 6.813, dan 6.748. Sementara level resistennya berada di 7.018, 7.080, dan 7.122. Indikator MACD menunjukkan kondisi netral.
Ivan memprediksi IHSG hari ini melaju di kisaran 6.985 dan 7.040. Daftar saham yang ia soroti hari ini, mencakup: ADRO, BBTN, EXCL, GOTO, dan PTBA.
Berbeda dengan Binaartha Sekuritas, Phintraco Sekuritas memproyeksikan IHSG hari ini bergerak di antara support 7.000, pivot 7.050, dan resisten 7.080. Saham-saham pilihan Phintraco Sekuritas hari ini, meliputi: BBRI, BBNI, BMRI, BRIS, dan ADRO.
Kemarin IHSG menguat berkat sejumlah sentimen. Dari penguatan indeks bursa global, euforia IPO saham-saham baru, berita aksi korporasi emiten, hingga rebound beberapa saham dengan kapitalisasi besar.
Analis Phintraco Sekuritas, Ratna Lim menjelaskan, secara teknikal, IHSG telah menembus MA20 dan indikator MACD terindikasi membentuk golden cross. "Sehingga diperkirakan IHSG berpotensi melanjutkan penguatan pada level 7.050-7.080, jika bertahan di atas level 7.000," kata Ratna dalam riset hariannya.
Dari Inggris (11/7) akan dirilis PDB Mei 2025 yang diperkirakan tumbuh 0,1 persen (MoM) dari kontraksi 0,3 persen (MoM) pada April 2025. Sedangkan dari Tiongkok (12/7) akan dirilis data ekspor bulan Juni yang diperkirakan tumbuh 5,5 persen (YoY) dari 4,8 persen pada Mei 2025 serta data impor Juni 2025 yang diperkirakan naik 2,5 persen (YoY) dari turun 3,4 persen (YoY) pada Mei 2025.
Harga tembaga menguat mendekati level tertinggi sepanjang masa pada hari Kamis (10/7), setelah Presiden Trump mengkonfirmasi bahwa tarif impor tembaga sebesar 50 persen akan efektif berlaku pada 1 Agustus 2025. Hal itu disinyalir akibat berkurangnya stok tembaga di LME karena para pedagang telah memindahkan tembaga ke AS sejak adanya ancaman tarif terhadap logam dasar dimulai sejak Februari 2025.
"Meskipun demikian kenaikan harga tembaga ini belum diikuti oleh kenaikan signifikan pada harga saham produsen tembaga di domestik," kata Ratna.