Shell Buka Suara soal Pembelian Minyak Mentah Rusia

Shell dikritik keras usai beli minyak Rusia.

Shell Buka Suara soal Pembelian Minyak Mentah Rusia
Logo SPBU Shell. Shutterstock/Willy Barton
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE - Perusahaan minyak terbesar di Eropa, Shell, buka suara soal pembelian minyak mentah Rusia di tengah rentetan sanksi ekonomi yang mendera negara tersebut setelah menginvasi Ukraina. Dalam keterangan resminya, Sabtu (5/3), perusahaan mengatakan tengah menavigasi pasar dengan panduan dari pemerintah. 

Pertanyaan ini disampaikan setelah perusahaan menerima rentetan kritik lantaran dianggap turut mendukung tindakan pembunuhan warga sipil Ukraina oleh negeri beruang merah.

“Kami akan terus memilih alternatif untuk minyak Rusia sedapat mungkin, tetapi ini tidak dapat terjadi dalam semalam karena betapa pentingnya Rusia bagi pasokan global,” kata Shell seperti dikutip Fortune.com Senin (7/3).

 “Kami telah melakukan pembicaraan intensif dengan pemerintah dan terus mengikuti panduan mereka seputar masalah keamanan pasokan ini.”

Shell, yang berbasis di London, tidak merinci pemerintah mana yang telah diajak bicara. Seorang pejabat di Departemen Bisnis, Energi & Strategi Industri Inggris menolak berkomentar.

Situasi sulit

Shell membeli kargo minyak mentah Ural dari Trafigura Group sebanyak 100.000 metrik ton pada Jumat (4/3). Menurut sejumlah sumber, pembelian dilakukan dengan diskon besar-besaran untuk harga acuan mereka. 

Ini menjadi sinyal bahwa pembeli utama minyak Rusia kemungkinan akan terus melakukan pembelian produk energi Rusia meskipun perang yang semakin mematikan melawan Ukraina.

Kesepakatan itu juga menggarisbawahi situasi sulit yang dihadapi pembeli energi Eropa dan dunia. Mereka perlu mencari cara untuk mengatasi potensi kehilangan salah satu pemasok utama pasar, karena sanksi mandiri secara efektif menghilangkan produk Rusia sebagai opsi.

Tak pelak, pembelian tersebut memicu kritik keras. Menteri Luar Negeri Ukraina Dmytro Kuleba, misalnya, bertanya melalui Twitter kepada perusahaan apakah minyak Rusia berbau seperti “Darah Ukraina untukmu?”

Kendati demikian, Shell, yang memutuskan melepaskan sahamnya dalam proyek LNG Sakhalin-2 usai invasi Rusia di Ukraina, mengatakan akan menyumbangkan keuntungan dari bisnisnya di Rusia kepada lembaga bantuan kemanusiaan.

“Tanpa pasokan minyak mentah yang tidak terputus ke kilang, industri energi tidak dapat menjamin kelanjutan penyediaan produk-produk penting bagi orang-orang di seluruh Eropa selama beberapa minggu ke depan,” katanya. “Kargo dari sumber alternatif tidak akan tiba tepat waktu untuk menghindari gangguan pasokan pasar.”

Magazine

SEE MORE>
Chronicle of Greatness
Edisi April 2024
[Dis] Advantages As First Movers
Edisi Maret 2024
Fortune Indonesia 40 Under 40
Edisi Februari 2024
Investor's Guide 2024
Edisi Januari 2024
Change the World 2023
Edisi Desember 2023
Back for More
Edisi November 2023
Businessperson of the Year 2023
Edisi Oktober 2023
Rethinking Wellness
Edisi September 2023

Most Popular

Cara Daftar BRImo Secara Online Tanpa ke Bank, Ini Panduannya
Cara Cek Sertifikat Tanah secara Online, Tak Usah Pergi ke BPN
Jumlah Negara di Dunia Berdasarkan Keanggotaan PBB
Erick Thohir Buka Kemungkinan Bawa Kasus Indofarma ke Jalur Hukum
Daftar Emiten Buyback Saham per Mei 2024, Big Caps!
Pabrik BATA Purwakarta Tutup, Asosiasi: Pasar Domestik Menantang