Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel Fortune IDN lainnya di IDN App
Gedung Federal Reserve
Gedung Federal Reserve (federalreserve.gov)

Intinya sih...

  • Pemangkasan suku bunga The Fed berpotensi meningkatkan aliran modal asing ke Indonesia.

  • Pelemahan dolar AS akibat kebijakan Fed mendukung stabilitas nilai tukar rupiah.

  • Biaya pendanaan utang valas Indonesia berpotensi turun seiring turunnya suku bunga global.

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, FORTUNE – Federal Reserve (The Fed) kembali memangkas suku bunga acuan sebesar 25 basis poin untuk ketiga kalinya sepanjang 2025.

Dalam konferensi pers, Ketua The Fed Jerome Powell menegaskan bahwa bahwa semua orang sepakat bahwa inflasi terlalu tinggi dan pasar tenaga kerja telah melemah sehingga akan ada risiko lebih lanjut. Pernyataan ini menunjukkan bahwa tekanan inflasi dan pelemahan pasar tenaga kerja masih menjadi fokus utama kebijakan moneter AS.

Di pasar global, arah kebijakan The Fed tidak hanya dipengaruhi tindakan pemangkasan suku bunga, tetapi juga komunikasi mengenai prospek tahun berikutnya. Dot plot FOMC terbaru mengindikasikan bahwa hanya satu pemangkasan suku bunga di 2026, berbeda dari ekspektasi dua kali yang sebelumnya diasumsikan pasar.

Perubahan ekspektasi inilah yang memengaruhi aliran modal dan sentimen di negara berkembang, termasuk Indonesia. Lantas, apa dampak pemangkasan suku bunga The Fed terhadap perekonomian Indonesia?

Arus modal asing mengikuti perubahan sentimen global

Pemangkasan suku bunga The Fed berpotensi meningkatkan aliran modal asing ke negara berkembang karena imbal hasil aset berisiko menjadi lebih menarik dibanding instrumen berbasis dolar AS.

Kondisi ini memberikan peluang bagi Indonesia, terutama pada instrumen berdenominasi rupiah seperti obligasi pemerintah dan pasar uang. Namun, arus modal tidak sepenuhnya bergantung pada kebijakan moneter AS.

Faktor eksternal seperti volatilitas geopolitik, kebijakan fiskal AS, dan perubahan preferensi investor global tetap menentukan besar-kecilnya aliran modal yang masuk. Pada saat yang sama, kebijakan Bank Indonesia menjaga stabilitas nilai tukar dan cadangan devisa menjadi penopang bagi pasar domestik.

Efek terhadap nilai tukar rupiah dan kebijakan BI

Pemangkasan suku bunga The Fed biasanya menekan dolar AS, yang dapat mendukung penguatan mata uang negara berkembang. Dilansir IDN Times, rupiah sendiri tercatat mengalami penguatan 33 poin atau 0,20 persen terhadap dolar AS pada awal perdagangan Kamis (11/12/2025).

Dalam konteks Indonesia, stabilitas rupiah tetap menjadi prioritas utama karena pergerakannya memengaruhi inflasi, biaya impor, dan keputusan investasi.

Fed menyampaikan bahwa “extent and timing” pemangkasan lanjutan bergantung pada data inflasi dan pasar tenaga kerja AS. Ketidakpastian ini dapat menciptakan volatilitas jangka pendek bagi rupiah, sehingga intervensi nilai tukar dan pengelolaan likuiditas domestik tetap krusial bagi otoritas moneter.

Biaya pendanaan utang valas dan dampak bagi korporasi

Suku bunga global yang lebih rendah mengurangi biaya pendanaan bagi pihak yang memiliki kewajiban dalam dolar AS. Negara berkembang, termasuk Indonesia, mendapat manfaat melalui peluang refinancing utang valas dengan bunga lebih rendah.

Hal ini penting bagi sektor korporasi, terutama industri yang memiliki kebutuhan belanja modal besar dan ketergantungan pada pembiayaan eksternal. Pasalnya, penurunan suku bunga membuat imbal hasil obligasi pemerintah AS turun, sehingga menurunkan biaya pinjaman global.

Turunnya imbal hasil ini juga mendorong minat pada aset berisiko, termasuk obligasi korporasi dari negara berkembang.

Kredit, konsumsi, dan inflasi dalam siklus pelonggaran global

Pemangkasan suku bunga The Fed menurunkan biaya kredit global yang pada akhirnya memengaruhi pinjaman konsumsi dan kredit korporasi.

Data Yahoo Finance menunjukkan bahwa personal loan di AS telah bergerak turun mendekati 11 persen setelah dua tahun berada mendekati 12 persen. Efek serupa dapat menjalar ke pasar global melalui peningkatan likuiditas dan penurunan biaya dana.

Dalam konteks Indonesia, inflasi tetap menjadi variabel penting. Dengan stabilnya rupiah dan ruang pelonggaran likuiditas, inflasi dapat dijaga lebih dekat pada target, sementara kredit konsumsi dan investasi berpotensi meningkat seiring menurunnya biaya pendanaan global.

Pasar saham Indonesia dan aliran dana portofolio

Menurut Yahoo Finance dan Investopedia, pasar saham cenderung merespons positif pemangkasan suku bunga karena biaya modal global turun dan likuiditas meningkat. Penurunan imbal hasil obligasi AS membuat investor mencari imbal hasil lebih tinggi, sehingga meningkatkan minat pada pasar saham negara berkembang.

Namun, Investopedia juga mengingatkan bahwa hubungan antara suku bunga dan pasar saham bersifat tidak langsung. Faktor seperti ekspektasi pendapatan perusahaan, stabilitas nilai tukar, dan prospek ekonomi domestik tetap menjadi penentu arah pasar Indonesia dalam periode pelonggaran moneter global.

Pemangkasan suku bunga The Fed memberikan dampak berlapis bagi Indonesia, mulai dari arus modal, nilai tukar, biaya pendanaan valas, konsumsi, hingga pasar saham.

Meski arah kebijakan global memberi ruang bagi stabilitas dan likuiditas lebih longgar, kondisi pasar tetap ditentukan oleh respons domestik dan perkembangan eksternal yang dinamis.

FAQ seputar dampak pemangkasan suku bunga The Fed

Apa dampak pemangkasan suku bunga The Fed pada rupiah?

Pemangkasan suku bunga AS cenderung melemahkan dolar sehingga mendukung stabilitas atau penguatan rupiah.

Bagaimana pengaruhnya terhadap biaya utang valas Indonesia?

Biaya refinancing utang dalam dolar bisa turun karena suku bunga global menjadi lebih rendah.

Apakah pasar saham Indonesia diuntungkan dari pemangkasan suku bunga The Fed?

Pasar saham berpotensi mendapat aliran dana portofolio ketika imbal hasil obligasi AS menurun.

Editorial Team