Fenomena satu ini biasanya ditemui pada pasar yang mengalami bearish tajam atau crash. Tren penurunan tersebut bisa diwarnai kenaikan harga bersifat sementara.
Hal inilah yang perlu diwaspadai karena tidak sedikit investor yang berspekulasi pasar sudah menjadi normal dan memasang order beli. Namun, risiko pasar bisa berbalik arah bisa terjadi.
Mengingat risiko downtrend berkepanjangan, penting untuk mengetahui ciri-ciri dead cat bounce, di antaranya:
1. Harga saham mengalami tren penurunan cukup tajam
Pada tahap pertama, pasar saham akan mengalami penurunan tajam selama beberapa waktu. Fenomena bearish tersebut sering dipicu oleh sentimen negatif pada aset tersebut.
Mulai dari berita buruk, laporan keuangan buruk, kondisi ekonomi tidak stabil, hingga kondisi geopolitik.
2. Terjadi rebound yang bersifat sementara
Di pertengahan bearish, grafik akan menunjukkan kenaikan harga atau rebound yang tidak tidak terlalu tinggi. Hal tersebut dapat terjadi karena aksi pembelian massal oleh para investor.
Spekulan jangka pendek tersebut mendorong trader untuk melakukan order karena tergoda harga saham murah.
3. Tren penurunan harga drastis
Setelah kenaikan sementara tersebut, terjadi penurunan harga kedua yang signifikan.
Investor yang terjebak dead cat bounce akan mengalami kerugian besar karena membeli saat market sedang rebound sementara.