Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel Fortune IDN lainnya di IDN App
Ilustrasi Ethereum/Pixabay

Jakarta, FORTUNE - Ethereum adalah aset kripto yang hampir sama dengan Bitcoin karena dapat digunakan pada transaksi peer-to-peer atau diperdagangkan di bursa dengan harga spekulatif. Salah satu mata uang kripto yang bersaing erat dengan Bitcoin adalah Ethereum. Melansir laman Forbes, para ahli memperkirakan harga Ethereum dapat mencapai US$5.000 per ether sebelum akhir tahun 2021 dan meroket hingga lebih dari US$50.000 pada tahun 2030.

Dalam buku Ethereum for Dummies dijelaskan, Ethereum berawal pada 2013, saat itu Vitalik Buterin yang merupakan salah satu pendiri Bitcoin Magazine, merilis laporan resmi yang mengusulkan implementasi blockchain baru yang lebih fungsional. Proposal tersebut merupakan cikal bakal Ethereum blockchain.

Selanjutnya, Ethereum Foundation, organisasi nirlaba dari Swiss didirikan sebagai wadah pengembangan ethereum. Ethereum kemudian berkembang, tak hanya sebagai jenis mata uang kripto tapi memiliki fitur smart contract untuk memastikan integritas di semua node. Setiap kode yang dieksekusi pada satu node dieksekusi dengan cara yang sama pada semua node. Sistem tersebut memungkinkan Ethereum untuk menyebarkan berbagai aplikasi.

Ethereum melakukan initial coin offering atau ICO pada Juni 2014 sampai 31 Agustus 2014. Target pengumpulan dana saat itu adalah US$16 juta dan tercapai pada jangka waktu yang ditentukan. Platform Ethereum melahirkan mata uang kripto dengan nama Ether (ETH) dan mulai diperdagangkan pada 7 Agustus 2015. Harganya saat itu adalah US$2,83 atau sekitar Rp41.035 per kepingnya.

Bloomberg melaporkan, Ethereum mulai diminati pada tahun 2017 saat initial coin offering atau ICO menjadi populer. Harganya saat itu mencapai US$1.200. Popularitas Ethereum melonjak pada tahun 2020 saat proyek decentralized finance (DeFi) berkembang. Apa saja komponen Ethereum dan bagaimana cara kerjanya? 

Cara kerja ethereum dan komponennya

Ethereum menggunakan konsep transaksi yang terdesentralisasi (decentralized application/DApps). Mengutip wawancara Vitalik Buterin, salah satu pendiri Ethereum, dalam laman Hir.harvard.edu, Ethereum bekerja sebagai platform di mana semua orang dapat mengunggah kode disebut smart contacts. 

Siapa pun dapat menerbitkan smart contract atau mengirim transaksi. Seluruh kode dapat berjalan di blockchain. Fitur smart contracts lebih murah untuk dieksekusi dan bahkan lebih aman. Sama seperti mata uang kripto lain, Ethereum menggunakan teknologi blockchain.

Dengan blockchain, seluruh aktivitas tersebut dicatat pada public ledger atau buku besar publik yang transparan dan aman serta langsung dikenali. Dirangkum dari buku Mastering Ethereum, berikut komponen Ethereum:

  • P2P Network: Ethereum berjalan di jaringan utama. 
  • Consensus rules: Aturan konsensus Ethereum didefinisikan dalam spesifikasi referensi.
  • Transactions: Pesan jaringan yang menyertakan pengirim, penerima, nilai, dan muatan data. 
  • State Machine: Diproses oleh Ethereum Virtual Machine (EVM), mesin virtual berbasis stack yang mengeksekusi bytecode. Program EVM yang disebut "smart contracts" ditulis dalam bahasa tingkat tinggi dan dikompilasi ke bytecode untuk dieksekusi pada EVM. 
  • Data structures: Disimpan secara lokal pada setiap node sebagai database yang berisi transaksi dan sistem dalam struktur data hash serial yang disebut Merkle Patricia Tree. 
  • Consensus algorithm: Ethereum menggunakan Nakamoto Consensus yang menggunakan blok signature tunggal berurutan.
  • Economy security: Ethereum saat ini menggunakan algoritma PoW yang disebut Ethash. 
  • Clients: Ethereum memiliki beberapa implementasi perangkat lunak klien yang dapat dioperasikan.

Cara menambang Ethereum

Editorial Team

Tonton lebih seru di