Jakarta, FORTUNE - PT Autopedia Sukses Lestari Tbk (ASLC), emiten jual beli kendaraan bekas, menanggapi isu akuisisi oleh investor Jepang.
Direktur Utama ASLC, Jany Candra, menyatakan perseroan belum dapat memberikan informasi lebih lanjut mengenai isu tersebut.
“Kami tidak ada rencana untuk melakukan corporate action dalam waktu dekat,” ujar Jany dalam paparan publik ASLC, Rabu (3/9).
Jany menambahkan bahwa seluruh informasi mengenai aksi korporasi akan disampaikan secara resmi melalui laman resmi perseroan.
“Mengenai rencana akuisisi oleh investor dari Jepang, kami juga tidak bisa menyampaikan informasi mengenai hal ini,” imbuhnya.
Beberapa pekan lalu, terdapat isu merger dan akuisisi (M&A) pada emiten TP Rachmat ini, yang menyebabkan saham perusahaan tersebut melonjak 82,81 persen menjadi 117 pada perdagangan Kamis (21/8). Lonjakan harga saham tersebut menyebabkan saham ASLC dikenai suspensi oleh Bursa Efek Indonesia (BEI).
Jany juga mengungkapkan perseroan juga masih terbuka atas rencana ekspansi pasar ke Asia Tenggara.
“Kami selalu mengkaji, ada sebuah kemungkinan [bagi kami] melakukan itu,” ujarnya.
Saat ini, perseroan telah menerima beberapa kunjungan dari investor, baik lokal maupun luar negeri, yang menyatakan ketertarikan mempelajari bisnis perseroan secara lebih lebih lanjut.
“Beberapa investor yang kami temui menyatakan ketertarikan untuk mempelajari lebih lanjut mengenai bisnis kami, kemungkinan untuk pengembangan di negara lain di ASEAN,” katanya.
Tahun ini, perseroan optimistis dapat meraih pertumbuhan dua digit, seiring dengan potensi pasar mobil bekas yang juga masih tinggi.
“Volume penjualan JBA yang masih sekitar 125.000 unit [terhitung] masih sangat kecil dibandingkan total estimasi pasar mobil bekas sebesar 1,8 juta unit,” ujarnya.
Sejumlah strategi yang akan diterapkan perseroan tahun ini adalah melakukan penilaian atas kinerja Caroline.id.
“Kami melihat penerimaan pasar Caroline.id sangat baik. Kami melihat dari pertumbuhan kami, dan kondisi ekonomi saat ini, yang tadi total penjualan mobil pendatang kami masih bisa tumbuh 30 persen. Dengan kondisi market seperti sekarang. kami manajemen sangat yakin, bahwa solusi yang kami tawarkan memang dibutuhkan oleh masyarakat,” katanya.
Hingga akhir Juni 2025, ASLC membukukan pendapatan Rp447 miliar. Pertumbuhan ini ditopang oleh lini bisnis Caroline.id yang menyumbang Rp313,4 miliar atau 70 persen dari total pendapatan, dengan peningkatan volume penjualan mobil sebesar 30 persen (YoY). Meskipun pendapatan tumbuh, laba bersih perseroan mengalami penurunan menjadi Rp21,1 miliar.