Bagaimana Prospek Saham Emiten Nikel di 2024?

Jakarta, FORTUNE - Seiring dengan semakin kerasnya gaung hilirisasi nikel, bagaimana prospek emiten sektor nikel di 2024? Khususnya, jika dilihat dari kinerja 2023.
Pertama, PT Aneka Tambang Tbk (ANTM). Volume penjualan meliputi: 20,1 ribu ton feronikel; 11,7 juta ton bijih nikel; 26,1 ton emas; 2,1 ton perak; 1,5 juta ton bauksit; dan 146 ribu ton alumina sepanjang 2023.
"Secara keseluruhan, pada segmen nikel, volume penjualan bijih nikel ANTM di atas perkiraan kami, sedangkan [penjualan] FeNi di bawah ekspektasi. Pada segmen logam mulia, penjualan emas relatif sesuai dengan perkiraan," jelas Analis Mirae Asset Sekuritas Rizkia Darmawan dalam riset, Selasa (6/2).
Berdasarkan hasil operasional itu, MASI memproyeksikan pendapatan ANTM akan menurun sekitar 2-3 persen dari perkiraan awal senilai Rp41,7 triliun. Namun, secara keseluruhan, proyeksi itu masih relatif sesuai ekspektasi.
Di sisi lain, MASI memperkirakan EBITDA dan margin laba bersih ANTM masing-masing berada di level sekitar 12 persen dan 9 persen. "Secara keseluruhan, kami mempertahankan proyeksi EBITDA dan laba bersih masing-masing sebesar Rp4,8 triliun dan Rp3,7 triliun," tulis Rizkia.
Dari segi valuasi, harga ANTM dibidik di target harga Rp1.850 per saham. Per Selasa (6/2) pukul 15.19 WIB, harga saham ANTM berada di level Rp1.435 per saham.
Lebih lanjut, rasio price to earning (P/E) ANTM di 2024 ini adalah 9,1 kali. Sementara rasio price to book value (P/B) adalah 1,2 kali, dengan EV/EBITDA 6,4 kali.