Beban Melonjak, Laba Bersih Charoen Pokphand Turun 19,11% di 2022

Jakarta, FORTUNE - Emiten perunggasan dan pakan ternak, PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk (CPIN) membukukan kenaikan penjualan sepanjang 2022. Meski begitu, laba bersih perseroan turun 19 persen seiring dengan meningkatnya sejumlah komponen beban.
Mengutip laporan keuangan perusahaan, pada tahun lalu CPIN mencatat penjualan bersih Rp56,85 triliun. Angka ini tumbuh 9,98 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp51,69 triliun.
Secara rinci, penjualan CPIN terdorong oleh sejumlah segmen seperti penjualan ayam pedaging sebesar Rp31,96 triliun, tumbuh 19,23 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Penjualan pakan berkontribusi terbesar kedua terhadap penjualan dengan torehan Rp13,62 triliun, diikuti ayam olahan Rp8,36 triliun, anak ayam usia sehari Rp1,47 triliun dan lainnya Rp1,43 triliun. Kendati demikian, penjualan keempat segmen tersebut lebih rendah dibandingkan tahun sebelumnya.
Di sisi lain, beban pokok penjualan CPIN meningkat 11,89 persen pada 2022 yang terutama disebabkan oleh kenaikan biaya bahan baku, upah buruh dan biaya pabrikasi. Hal itu menyebabkan perseroan hanya mencatatkan kenaikan laba kotor 0,07 persen menjadi Rp8,14 triliun dibanding tahun sebelumnya Rp8,13 triliun.
Sementara itu, dicatatkannya kerugian atas perubahan nilai wajar aset biologis, kenaikan beban penjualan, beban umum administrasi dan beban operasi lain serta menurunnya penghasilan operasi lain menyebabkan laba usaha perseroan tergerus.
"Sepanjang 2022, laba usaha CPIN tercatat Rp3,98 triliun, turun 19,26 persen dibandingkan tahun sebelumnya Rp4,93 triliun," tulis manajemen dalam keterbukaan informasi, Selasa (11/4).
Laba perseroan kian tertekan, usai mencatat kenaikan beban keuangan dan rugi selisih kurs dari tahun sebelumnya. Alhasil, perseroan hanya mampu membukukan laba sebelum pajak Rp3,53 triliun, turun dari tahun sebelumnya Rp4,63 triliun serta laba bersih senilai Rp2,92 triliun yang juga menurun jika dibandingkan tahun sebelumnya sebesar Rp3,62 triliun.