Begini Prospek Sektor Teknologi dan Media di Tahun Kelinci

Jakarta, FORTUNE – Musim dingin teknologi mengubah definisi strategi pelaku di sektor ini, demi bisa bertahan dan menghasilkan keuntungan. Bagaimana dengan prospeknya di 2023?
Menurut BRI Danareksa Sekuritas, dunia teknologi Asia Tenggara dan Indonesia tengah beradaptasi guna mempercepat meraih profitabilitas di tengah pendanaan yang tak sederas di awal perkembangan industri. Salah satunya, dengan mengenakan harga lebih tinggi kepada konsumen dan platform, yang akan berdampak pada kenaikan GTV dan keuntungan.
“Pertumbuhan organik sektor teknologi berada di jalur yang tepat karena perekonomian yang tangguh, berkat UMP lebih tinggi, subsidi, dan musim pemilihan umum (pemilu),” tulis BRI Danareksa Sekuritas dalam riset, seraya memproyeksikan pertumbuhan PDB nasional di rentang 4,9–5,1 persen tahun ini.
Mendongkrak belanja konsumen
Beberapa katalis itu akan mendongkrak belanja konsumen pada tahun kelinci air. Apalagi, ada normalisasi mobilitas dan musim lebaran di kuartal kedua 2023. Secara khusus, periode itu sendiri berkontribusi sektiar 30 persen dari omzet ritel secara tahunan. Hippindo menilai itu sebagai hal positif.
Selain itu, Hippindo memproyeksikan masa prapemilihan presiden akan meningkatkan indeks keyakinan konsumin. Begitu pula dengan Piala Dunia U20 yang akan berdampak terhadap konsumsi masyarakat.
Tentunya, itu akan memengaruhi lini belanja daring emiten teknologi, seperti PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO), PT Bukalapak.com Tbk (BUKA), dan PT Global Digital Niaga Tbk (BELI). “Mereka telah menunjukkan kemampuan menetralisir kenaikan pesanan msuiman dengan meningkatkan pertumbuhan di kuartal ketiga, yang lebih rendah secara musiman,” kata BRI Danareksa Sekuritas dalam risetnya.