Jakarta, FORTUNE - Tren surplus neraca perdagangan (ekspor-impor) Indonesia terus melaju hingga akhir kuartal ketiga tahun ini. Surplus perdagangan yang telah terjadi dalam beberapa bulan terakhir ini banyak disebabkan oleh kenaikan harga sejumlah komoditas.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), Indonesia pada September lalu beroleh surplus neraca perdagangan US$4,37 miliar. Posisi itu merupakan peningkatan 82,85 persen secara tahunan (year-on-year/yoy).
“Surplus neraca perdagangan pada September 2021 ini telah terjadi dalam 17 bulan terakhir,” kata Kepala BPS Margo Yuwono dalam konferensi pers secara daring, Jumat (15/10).
Margo menyebutkan bahwa surplus bulan lalu mayoritas disumbang oleh komoditas nonmigas seperti bahan bakar mineral (BBM), lemak dan minyak hewan nabati, dan besi dan baja.
Nilai surplus perdagangan Indonesia secara kumulatif pada Januari-September ini mencapai US$25,07 miliar, naik 87,79 persen dari surplus US$13,35 miliar pada periode yang sama tahun sebelumnya. “Surplus ini sangat tinggi kalau dibandingkan tahun-tahun sebelumnya,” katanya.