Jakarta, FORTUNE - Virgin Australia, maskapai penerbangan milik Bain Capital, berencana kembali melantai di bursa saham melalui penawaran umum perdana (Initial Public Offering/IPO) senilai A$685 juta (US$442,8 juta atau sekitar Rp7,21 triliun).
Dilansir dari Reuters, berdasarkan dokumen term sheet, Bain akan melepas sekitar 30 persen saham dengan harga A$2,90 per saham. Dengan pelepasan saham ini, kepemilikan Bain di perusahaan akan berkurang dari yang sebelumnya 70 persen menjadi 39,4 persen, sementara Qatar Airways tetap mempertahankan porsi kepemilikan sahamnya sebesar 23 persen, manajemen maskapai akan memiliki 6,4 persen, dan 30,2 persen sisanya akan dimiliki oleh investor pasar saham yang baru.
IPO ini memberikan valuasi penuh perusahaan sebesar A$2,32 miliar, dan nilai perusahaan (termasuk utang) mencapai A$3,6 miliar.
IPO Virgin menjadi salah satu aksi korporasi paling disorot di Australia dalam beberapa tahun terakhir, karena ketergantungannya yang besar pada sektor konsumen maskapai domestik. Virgin telah memangkas operasi internasional dan memfokuskan operasionalnya pada penerbangan domestik, meskipun beberapa rute jarak jauh akan kembali dibuka melalui kemitraan dengan Qatar Airways.
Virgin saat ini menguasai 34,4 persen pangsa pasar maskapai domestik Australia, di bawah Qantas dengan 37,5 persen.