Jakarta, FORTUNE – Para analis aset kripto mengeluarkan proyeksi yang kurang menggembirakan bagi Bitcoin. Pasalnya, aset dengan kapitalisasi pasar terbesar itu tengah mengalami kinerja buruk.
Melansir Reuters, Rabu (7/9), harga Bitcoin dalam beberapa bulan terakhir stagnan dengan hanya bergerak di kisaran US$20.000. Nilai aset digital ini dianggap belum beranjak jauh dari posisi pada akhir Juni yang mencapai US$19.926, menurut data dari investing.com.
Situasi harga koin berkode BTC itu dianggap menimbulkan masalah terutama bagi para pedagang dan platform pertukaran. Sebab, mereka beroleh untung dari volatilitas aset digital tersebut.
“Bitcoin tidak mati, hanya membosankan saat ini, jadi para pedagang sudah mencari alternatif,” kata Martin Leinweber, ahli strategi produk aset digital di MarketVector, seperti dikutip dari Reuters.
Kondisi tersebut membuka peluang bagi Ethereum (ETH) untuk menguasai permainan di pasar aset kripto. Apalagi, aset digital ini tengah dipersiapkan untuk mengalami perubahan jaringan blockchain.
Memang, harga Bitcoin masih jauh lebih mahal ketimbang Ethereum. Melansir coinmarketcap.com, harga BTC US$18.778, sedangkan Etherum US$1.515.