Jakarta, FORTUNE - Aset kripto, bitcoin kembali mencatat rekor dengan kenaikan harga yang menyentuh all time high (ATH) di level US$112.000 atau sekitar Rp1,81 miliar (kurs dolar AS Rp16.218) per koin, Kamis (10/7). Level ini merefleksikan kenaikan hampir 3 persen dalam sehari.
Analis Tokocrypto, Fyqieh Fachrur mengatakan, lonjakan harga ini dipicu oleh meningkatnya optimisme pasar terhadap potensi pemangkasan suku bunga oleh Federal Reserve (The Fed) pada akhir Juli atau akhir tahun ini.
"Reli harga Bitcoin terjadi beberapa jam setelah risalah rapat Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) bulan Juni dirilis. Dokumen tersebut menyatakan peluang pemangkasan suku bunga dapat dilakukan secepatnya dalam rapat 30 Juli, tergantung perkembangan data inflasi," terang Fyqieh, Kamis (10/7).
Lonjakan ini menandakan bahwa investor kripto mulai mengantisipasi pelonggaran kebijakan moneter yang dapat meningkatkan likuiditas pasar.
Di sisi lain, meningkatnya harapan akan penurunan suku bunga The Fed pada kuartal ketiga juga mendorong permintaan ETF spot BTC AS. Tren arus pasar ETF spot terkini berkontribusi terhadap pencapaian rekor tertinggi BTC pada 9 Juli dengan Total aliran masuk mencapai US$80,6 juta.
Sementara itu, Fahmi Almuttaqin, Analyst Reku mencermati sikap Presiden AS, Donald Trump terhadap tarif perdagangan dan memastikan tidak akan ada perpanjangan lagi, turut menjadi katalis yang mendorong bitcoin rebound.
Trump mengumumkan tarif baru sebesar 50 persen untuk produk tembaga impor dan mengancam tarif besar-besaran hingga 200 persen untuk produk farmasi jika perusahaan obat tidak memindahkan produksinya ke AS dalam setahun ke depan.
Adapun, India dan Indonesia akan dikenakan tarif tambahan 10 persen karena keterlibatannya dalam BRICS. Sementara Uni Eropa, terancam mendapat tarif baru dalam waktu dekat terkait ketegangan atas pajak dan denda yang dikenakan pada perusahaan teknologi AS.