Gedung kantor pusat Unilever di Rotterdam, Belanda. Shutterstock/Dmitry Rukhlenko
Pembelian oleh Ira dan Ainul terjadi saat harga saham UNVR hampir terdiskon setengahnya setahun belakangan. Hingga Rabu (30/3) pukul 14.14 WIB, saham UNVR berada di level Rp3.720, terkoreksi 43,36 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Analis BRI Danareksa Sekuritas, Natalia Sutanto melihat harga saham UNVR telah berada di level bawah sehingga berpotensi mengalami rebound asalkan terjadi perbaikan kinerja.
Sebagaimana diberitakan media, Unilever Indonesia mencatatkan penurunan penjualan domestik senilai 8 persen (yoy) pada 2021, menjadi Rp39,2 triliun. Ditambah laba bersih yang juga tergerus 19,6 persen menjadi Rp5,76 triliun dari Rp7,16 triliun pada 2020.
Head of Equity Research and Strategy Mandiri Sekuritas, Adrian Joezer sempat mengatakan, secara valuasi saham UNVR relatif menarik. Namun, harus dilihat lagi turn around bisnis perseroan tahun ini.
"Pada 2022, Unilever memang akan bebenah, banyak strategi yang mereka canangkan," katanya, akhir Februari.
Ada pun, lima strategi utama yang UNVR siapkan di tahun macan ini terdiri dari:
- Memperkuat dan membuka potensi penuh dari merek-merek besar dan produk utama melalui inovasi untuk menstimulasi konsumsi
- Memperluas dan memperkaya portfolio ke value dan segmen premium
- Memperkuat kepemimpinan di saluran utama saluran masa depan (e-commerce)
- Memimpin di Digital & Data Driven Capabilities
- Menjaga bisnis yang berkelanjutan.
Sebagai strategi awal tahun ini, Unilever Indonesia belum lama ini telah menaikkan harga jualnya sebesar (+6 persen) pada Februari untuk mengompensasi kenaikan harga bahan baku yang disebabkan konflik Rusia-Ukraina.
Untuk diketahui, minyak mentah, minyak sawit, dan produk turunannya menyumbang 15 persen dari total COGS perseroan.
Pada paruh pertama 2022, Unilever Indonesia telah mengamankan pasokan bahan baku, disokong oleh pengadaan Unilever global. Akan tetapi, perseroan bakal tetap meninjau harga komoditas guna menilai dampaknya pada semester kedua tahun ini.
Lebih lanjut, Natalia melihat segmen Food and Refreshment (FNR) dan Perawatan Pribadi (PC) akan jadi katalis pertumbuhan Unilever Indonesia tahun ini. Sementara, segmen Homecare masih memiliki daya beli yang lemah.
Ia menjelaskan, “Namun, perseroan akan terus mendorong produk perawatan pribadi karena permintaan akan didukung oleh pemulihan ekonomi dan mobilitas yang lebih tinggi. Penjualan FNR juga bakal alami pertumbuhan lebih kuat mengingat ekspektasi musim Ramadan yang lebih sibuk pada 2022.”
Sehari setelah pengumuman pembelian saham oleh Ira, saham Unilever Indonesia terpantau telah menguat 230 poin (6,61 persen) dari level Rp3.500. Dalam sepekan belakangan, saham juga menguat 9,12 persen dari level Rp3.400.