Jakarta, FORTUNE - PT BUMA Internasional Grup Tbk (DOID), melalui anak usahanya, PT Bukit Makmur Mandiri Utama melunasi lebih awal sisa Senior Notes 2026 senilai US$212,25 juta dengan kupon tetap 7,75 persen, sebelum jatuh tempo pada Februari 2026.
Direktur BUMA, Silfanny Bahar, mengatakan bahwa percepatan pelunsan ini dilakukan untuk mengurangi risiko pembayaran jangka pendek dan memperkuat posisi likuiditas BUMA. Langkah ini juga dinilai mencerminkan pendekatan proaktif BUMA dalam mengelola liabilitas, meningkatkan likuiditas, memperkuat fleksibilitas struktur permodalan, serta memperkokoh profil kredit dan kepercayaan investor kepada perusahaan.
"Ini menegaskan kembali kedisiplinan kami dalam pengelolaan modal. Senior Notes tersebut telah mendukung berbagai inisiatif strategis BUMA dalam beberapa tahun terakhir," ujarnya dalam keterangan resmi, Senin (18/11).
Adapun Senior Notes 7,75 persen tersebut diterbitkan pada Februari 2021 dengan nilai pokok US$400 juta, kemudian diamendemen melalui perjanjian tambahan pada Juni 2022 dan Maret 2024. Dengan pelunasan ini, seluruh kewajiban atas Senior Notes 2026 dinyatakan selesai.
Transaksi ini sebagian besar didanai melalui fasilitas sindikasi BUMA yang bekerja sama dengan sejumlah bank terkemuka di Indonesia, termasuk PT Bank Negara Indonesia (BNI) Tbk, PT Bank Mandiri Tbk, dan PT Bank Central Asia (BCA) Tbk.
Silfanny megatakan, perusahan terus menjaga strategi pendanaan yang disiplin dan terdiversifikasi guna mempertahankan fleksibilitas keuangan serta memanfaatkan peluang pertumbuhan di masa mendatang.
Sepanjang semester I 2025, emiten penambang batu bara ini mencatatkan pennurunan pendapatan sebesar 15 persen menjadi US$730 juta, seiring dengan turunnya volume penjualan yang sebagian diofset oleh kenaikan harga jual rata-rata sebesar 3 persen dari bisnis kontraktor tambang serta kontribusi dari bisnis kepemilikan tambang.
Sementara itu, EBITDA tercatat sebesar US$64 juta dengan margin 11 persen atau turun jika dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya 22 persen. Di sisi lain, Grup mencatat rugi bersih sebesar US$80 juta, disebabkan oleh EBITDA yang lebih rendah dan pencadangan piutang untuk operasional di Australia.
