Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel Fortune IDN lainnya di IDN App
Ilustrasi saham (pexels/alphatradezone)
Ilustrasi saham (pexels/alphatradezone)

Jakarta, FORTUNE - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diperkirakan melemah pada Jumat (28/2), setelah ditutup terkoreksi 1,83 persen di level 6.485,44.

Analis Binaartha Sekuritas, Ivan Rosanova mengatakan, IHSG berpotensi untuk mengakhiri tren turun dan diperkirakan dapat mengalami rebound pada pekan depan apabila hari ini masih berada di atas support 6.436.

"Namun demikian, IHSG dapat melanjutkan tren turun menuju 6.303 apabila penutupan mingguannya di bawah level 6.436," jelas Ivan dalam riset hariannya.

Adapun, level support IHSG berada di 6.436, 6.303, dan 6.116. Sementara level resistennya di 6.593, 6.682, 6.772 dan 6.912. Indikator MACD menunjukkan adanya momentum bearish.

Ivan memprediksi IHSG hari ini bergerak di antara support 6.440 dan resisten 6.500. Daftar saham pilihannya pada hari ini, meliputi: ANTM, ASII, BBNI, GOTO, dan INCO.

Lalu, Phintraco Sekuritas memperkirakan IHSG hari ini melaju di kisaran support 6.400, pivot 6.500, dan resisten 6.600. Saham-saham yang disoroti oleh tim risetnya, terdiri dari: EMTK, CTRA, ADMR, ACES, dan CLEO.

Secara teknikal, IHSG breaklow critical support 6.500 dengan black marubozu menjadi validasi bearish continuation. Kondisi tersebut sejalan dengan pelebaran negative slope MACD. "Waspadai pelemahan lanjutan ke level psikologis 6.400 pada perdagangan Jumat (28/2)," kata Head of Researh Phintraco Sekuritas, Valdy K dalam risetnya.

Sektor perbankan terindikasi mengalami pengetatan likuiditas. Sejumlah bank bahkan mencatatkan Loan to Deposit Ratio (LDR) yang lebih tinggi dari batas aman BI. Selain itu, meskipun pertumbuhan kredit masih naik dua digit (+10,27 persen) di Januari, tingkat suku bunga yang tinggi menekan margin bunga bersih mayoritas bank.

Kondisi itu menambah sentimen isu Danantara yang memicu aksi jual lanjutan pada sejumlah saham bank. Pasar berharap dampak positif dari rencana buyback oleh management dan pengumuman dividen final tahun buku 2024 untuk meredam sell-off tersebut.

Dari eksternal, konfirmasi implementasi tarif oleh Donald Trump dan pelemahan data sektor ketenagakerjaan AS masih memicu pesimisme pasar terhadap outlook ekonomi global.

Editorial Team