Jakarta, FORTUNE - Bisnis ritel minimarket diprediksi terus bertumbuh seiring peningkatan konsumsi rumah tangga dan daya beli masyarakat. Hal itu diperkirakan turut berdampak terhadap kinerja pengelola gerai Alfamart, PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk (AMRT) diperkuat dengan ekspansi pembukaan gerai baru dan strategi diversifikasi model bisnis ke segmen baru yang dijalankan perusahaan saat ini.
Analis Mirae Asset Sekuritas Indonesia, Rut Yesika Simak dalam risetnya memaparkan, perusahaan peritel makanan Indonesia memiliki ruang yang luas untuk berkembang di masa mendatang. hal itu didorong oleh konsumsi rumah tangga akan tetap kokoh didukung oleh proyeksi kenaikan upah minimum sekitar 7-10 persen secara tahunan (YoY). Ia optimis prospek bisnis minimarket di sektor perdagangan modern tetap positif terutama menjelang hari raya Idul Fitri dan masa Pemilu.
Terlebih, Riset Frost & Sullivan juga memperkirakan pasar ritel di Indonesia memiliki pertumbuhan rata-rata pr tahun (CAGR) 9,2 persen pada 2022-2025. Angka ini tertinggi di antara negara lain di Asia Tenggara dengan rata-rata 6,6 persen.
Menurutnya, konsumen lebih memilih berbelanja di minimarket karena minimarket mudah diakses, dekat dengan pemukiman penduduk, dan menawarkan makanan pokok sehari-hari dengan harga terjangkau serta lingkungan belanja yang nyaman. Pangsa pasar Alfamart menunjukkan tren peningkatan selama tiga tahun berturut-turut, menjadi 22,5 persen YoY, 24,4 persen dan 24,7 persen pada 2020, 2021, dan 2022.
"Meskipun terjadi sedikit penurunan pangsa pasar Alfamart dari 2021 ke 2022 secara tahunan karena sebagian konsumen beralih ke pasar tradisional, kami percaya bahwa minimarket masih mengungguli supermarket dan hypermarket dalam pertumbuhan perdagangan modern, yang akan memberikan sentimen positif bagi pendapatan jangka panjang Alfamart," tulis Rut dalam risetnya dikutip Senin (17/4).