Jakarta, FORTUNE - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berpotensi menghijau walau kesempatannya masih terbatas, Senin (19/12), sebab posisinya ada di fase konsolidasi wajar.
CEO Yugen Bertumbuh Sekuritas, William Surya Wijaya menyebut, penyokongnya antara lain: dana asing yang masih mengalir ke pasar modal domestik yang mengindikasikan minat investasi masih relatif tinggi. “Dari segi fundamental, perekonomian pun kasih menunjukkan kestabilan berdasarkan data perekonomian terlansir,” ujarnya dalam riset.
Menurutnya, itu akan menunjang laju IHSG dalam jangka pendek, menengah, hingga panjang. Tapi, ia tetap mengimbau para investor meninjau berbagai faktor sebelum berinvestasi.
Ia memproyeksi IHSG bergerak di kisaran support 6.681 dan resisten 6.871. Sejumlah saham pilihannya yakni ICBP, WIKA, GGRM, BINA, BBCA, UNVR, TBIG, dan HMSP.
Lebih lanjut, sentimen yang akan membayangi gerak IHSG adalah potensi kenaikan suku bunga Bank Indonesia (BI). Menurut Associate Director of Research and Investment Pilarmas Investindo Sekuritas, Maximilianus Nico Demus, langkah BI meningkatkan suku bunga akan lebih ringan karena tekanan The Fed kini lebih terbatas.
“Secara dampak, tentu akan masih terasa kurang baik [saat suku bunga naik], tapi karena terbatas, ini akan meringankan dampaknya,” katanya dalam riset.
Meski begitu, proyeksinya berbanding terbalik dengan William. Ia memperkirakan IHSG melemah terbatas di kisaran 6.682 sampai 6.886. Saham pilihannya, yakni: ANTM, INDF, dan BBNI.