Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel Fortune IDN lainnya di IDN App
Layar yang menunjukkan laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di gedung Bursa Efek Indonesia (BEI). (ANTARA FOTO/Aprillio Akbar)
Layar yang menunjukkan laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di gedung Bursa Efek Indonesia (BEI). (ANTARA FOTO/Aprillio Akbar)

Jakarta, FORTUNE - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diproyeksikan kembali terekoreksi pada Jumat (28/11), setelah ditutup menurun 0,65 persen ke level 8.545.

Technical Analyst BRI Danareksa Sekuritas (BRIDS), Reza Diofanda, mengatakan, dalam jangka pendek IHSG berpeluang melemah sehat secara terbatas menjelang akhir pekan.

"Dengan area support terdekat berada di 8.480-8.500," katanya dalam riset harian. Saham-saham yang ia soroti hari ini, meliputi: BRPT, IMPC, dan CBDK.

Kemarin, IHSG tertekan karena koreksi saham-saham bank berkapitalisasi besar seperti BBCA, BBRI, dan BMRI. Itu karena aksi ambil untung setelah pencapaian all-time high pada sesi sebelumnya.

Dari pasar global, bursa Amerika Serikat (AS) tak beroperasi karena libur Thanksgiving pada 27 November 2025. Seluruh transaksi akan dibuka pada sesi berikutnya.

Sementara itu, Phintraco Sekuritas menjelaskan, secara teknikal, IHSG menunjukkan sinyal konsolidasi, tercermin dari histogram MACD yang bergerak sideways serta Stochastic RSI yang mulai mengarah turun. Pola itu mengindikasikan momentum penguatan mulai mereda dan membuka peluang bagi IHSG untuk mengalami pullback menguji area MA5 sebagai support dinamis jangka pendek.

"Dengan mempertimbangkan kondisi tersebut, kami memperkirakan IHSG akan bergerak dalam rentang 8.500–8.600 pada perdagangan Jumat (28/11)," kata tim riset Phintraco Sekuritas.

Daftar saham pilihan Phintraco Sekuritas hari ini, yakni: INCO, TOBA, AGRO, ARTO, dan CBDK. 

Investor cenderung bersikap wait and see menjelang rilis serangkaian data domestik penting di awal pekan depan yang mencakup Manufacturing PMI, inflasi, serta kinerja perdagangan Oktober.

Menteri Keuangan RI memprediksi pertumbuhan ekonomi Indonesia akan mencapai 5,6 persen–5,7 persen pada kuartal-IV 2025, sehingga pertumbuhan ekonomi dapat mencapai 5,2 persen pada 2025. 

Sentimen lain datang dari kerja sama antara pemerintah Indonesia dan Tiongkok, yang sepakat memperluas proyek kawasan industri kembar atau Two Countries Twin Parks ( TCTP) pada 2026. Proyek TCTP antara Indonesia dan Tiongkok sudah berjalan di kawasan industri di Batang, yang selanjutnya ditargetkan perluasan proyek TCTP ke berbagai wilayah, salah satunya Pulau Bintan.

Terkait itu, pemerintah Indonesia dan Tiongkok menandatanganani 16 MoU kerja sama investasi senilai Rp36,4 triliun, mencakup ekspor baja, nikel, industri, pangan dan kelautan, serta energi matahari, batubara, AI, serta pengembangan kawasan industri dan rantai pasok energi baru.

Editorial Team