IHSG Diramal Melemah Dibayangi Kenaikan Tinggi Kasus Covid-19
Jakarta, FORTUNE - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diprediksi melemah pada Jumat (11/2). Minimnya sentimen positif dari data perekonomian dan laju kasus Covid-19 yang masih tinggi membayangi pergerakkan IHSG hari ini.
Analis Riset Artha Sekuritas Indonesia, Dennies Christoper mengatakan, IHSG diprediksi melemah. Secara teknikal candlestick membentuk higher high dan higher low namun stochastic membentuk deadcross mengindikasikan trend penguatan sudah terbatas dan berpotensi mengalami koreksi.
"Pergerakan jelang akhir pekan akan minim sentimen dari data ekonomi. Investor masih mencermati kondisi kenaikan kasus Covid-19 di dalam negeri," kata Dennies dalam risetnya, Jumat (11/2).
Pada Kamis (10/2), tercatat ada 40.618 kasus baru Covid-19, Kamis (10/2) sehibgga total kasus aktif kini sebanyak 288.186. DKI Jakarta, Banten dan Jawa Barat adalah wikayah dengan sumbangan kasus Covid-19 terbanyak saat ini.
Dengan sentimen tadi, IHSG diproyeksi bergerak di rentang support 6.777–6.800 dan resistance 6.860–6.897. Saham-sahan yang ia rekomendasikan untuk dipantau hari ini di antaranya emiten perbankan dan properti seperti BBCA, BSDE, PTPP, MNCN, BBRI, AMRT, TINS, JPFA, dan TOWR.
Sementara itu, Direktur Indosurya Bersinar Sekuritas, William Surya Wijaya mengatakan, IHSG masih berpeluang menguat terbatas, dipicu rilis data ekonomi yang mengindikasikan perekonomian nasional masih terkendali. Hal ini pun terlihat dari stabilnya aliran modal masuk ke pasar keuangan Indonesia.
Menurutnya, IHSG akan bergerak di rentang support 6.698 dan resistance 6.876 dengan beberapa saham yang dia rekomendasikan seperti AALI, ASRI, BBRI, BBNI, BMRI, TLKM, dan UNVR.
Pada akhir perdagangan Kamis (10/2), IHSG melemah 0,16 persen di level 6.823,64. Meski Bank Indonesia menjaga suku bunga tetap rendah, indeks terkoreksi akibat ancaman kasus Covid-19 yang meningkat signifikan di Tanah Air.
