Jakarta, FORTUNE - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diproyeksikan melemah pada Selasa (4/10), setelah ditutup turun 0,37 persen ke level 8.227.
Technical Analyst BRI Danareksa Sekuritas (BRIDS), Reza Diofanda, memprediksi, secara teknikal, IHSG masih berpotensi bertahan di atas area support 8.160 dengan peluang rebound menuju level resisten terdekatnya, yakni 8.290.
"Dari sisi makro, pelaku pasar masih mencermati perkembangan ketegangan perdagangan antara AS dan Tiongkok, yang berpotensi memengaruhi arah arus modal global," kata Reza dalam riset hariannya.
Di sisi lain, harga komoditas utama seperti emas mencatatkan kenaikan menuju level tertinggi sepanjang masa (ATH), membuka peluang rotasi ke sektor-sektor berbasis komoditas yang memiliki korelasi positif terhadap pergerakan tersebut.
Di tengah sentimen tersebut, BRIDS menyoroti tiga saham berikut ini: PSAB, HRUM, dan JSMR.
Sementara itu, Phintraco Sekuritas memproyeksikan IHSG bergerak di antara support 8.100, pivot 8.200, dan resisten 8.300. Saham-saham yang masuk sorotan tim mereka, yaitu: MIDI, BUMI, AMRT, DKFT, dan LSIP.
Secara teknikal, indikator Stochastic RSI mendekati area overbought dan histogram positif MACD menyempit. Namun IHSG masih bertahan di atas level MA5 di kisaran 8.214.
"Sehingga diperkirakan dalam jangka pendek IHSG cenderung bergerak sideways pada kisaran 8.100-8.300," jelas tim riset Phintraco Sekuritas.
Setelah sempat melemah hingga level 8.133 dan menyentuh level intraday tertinggi baru di 8.288, IHSG ditutup terkoreksi pada perdagangan kemarin. Saham sektor keuangan mencatatkan koreksi terbesar, sedangkan saham sektor transportasi membukukan kenaikan terbesar.
Rupiah di pasar spot melemah tipis di level Rp16.573 per dolar Amerika Serikat (AS). Mayoritas indeks bursa Asia ditutup melemah akibat sentimen negatif dari memanasnya kembali perang dagang antara AS-Tiongkok setelah Presiden Trump mengatakan akan memberlakukan tarif impor tambahan sebesar 100 persen terhadap Tiongkok mulai 1 November 2025.
Di sisi lain, data ekspor Tiongkok bulan September tumbuh 8,3 persen (YoY) dari 4,4 persen (YoY) pada Agustus, serta lebih tinggi dari perkiraan, yaitu 6 persen YoY (13/10). Untuk impor, persentasenya juga meningkat 7,4 persen (YoY) dari 1,3 persen (YoY), di atas konsensus 1,5 persen (YoY).
Dari Eropa (14/10), investor akan mencermati data unemployment rate Inggris bulan Agustus yang diperkirakan stabil di level 4,7 persen. Sedangkan dari Jerman akan dirilis data ZEW Economic Sentiment Index periode Oktober yang diperkirakan naik di level 40,5 dari 37,3 pada September.