Jakarta, FORTUNE - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diprediksi bakal menguat di akhir perdagangan pekan ini, Jumat (25/11), setelah ditutup naik 0,37 persen ke level 7.080,51. Tapi, potensi kenaikan masih dalam jangka pendek.
Analis Artha Sekuritas Indonesia, Dennies Christoper menjelaskan para investor bakal meninjau dan mencermati hasil meeting FOMC (Federal Open Market Committee). Dari dalam negeri, panen dividen sejumlah emiten akan mendukung laju IHSG.
Ia memproyeksikan IHSG bergerak di kisaran support 7.064 dan 7.049, dengan resisten di level 7.099 dan 7.119. Beberapa saham pilihannya, yaitu BBRI, TLKM, MDKA, BRPT, ADMR, SSMS, PGAS, ADHI, dan TOWR.
Di sisi lain, CEO Yugen Bertumbuh Sekuritas, William Surya Wijaya justru memprediksi IHSG kembali terkoreksi. Sebab, posisi IHSG masih relatif terkonsolidasi, walau tekanannya mulai turun. Itu akibat sentimen fluktuasi nilai kurs dan dinamika harga komoditas yang membayangi indeks acuan sampai akhir 2022.
“Peluang naik mulai terlihat walau masih berada di rentang terbatas,” katanya dalam riset.
Menurutnya, bila IHSG bisa ditutup dan bertahan di atas resisten level terdekat, yakni 7.152, maka potensi naik jangka pendek tetap lebar terbuka. Sementara itu, level support IHSG hari ini ada di 6.921. Ia memilih saham BBCA, ITMG, AALI, ASII, BBRI, SMRA, dan GGRM.
