Jakarta, FORTUNE - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diprediksi melemah, Kamis (10/11), dibayangi koreksi tajam bursa global karena keuntungan Partai Republik lebih rendah dari perkiraan.
Adapun, Bursa Amerika Serikat (AS) ditutup melemah, dengan Dow Jones terkoreksi 1,95 persen, Nasdaq terkoreksi 2,48 persen, dan S&P 500 ditutup 2,08 persen. Analis Riset Artha Sekuritas Indonesia, Dennies Christoper, menambahkan para investor juga bakal meninjau rilis sejumlah data ekonomi AS, seperti data rilis inflasi. Itu akan berdampak pada keputusan The Fed terhadap kenaikan suku bunga. Persepsi investor sendiri terbagi dua antara potensi kenaikan suku bunga sebesar 50 basis poin atau 75 basis poin pada Desember, menurut alat Fedwatch CME Group.
Selain itu, pergerakan IHSG pun masih akan dipengaruhi oleh musim rilis kinerja emiten per kuartal ketiga 2022. Ia memproyeksikan IHSG bergerak di rentang support 7.047 dan 7.024, serta resisten di kisaran 7.083 dan 7.096. Saham-saham pilihannya terdiri dari BBNI, BMTR, BBCA, LSIP, TOWR, dan BRPT.
Lalu, CEO Yugen Bertumbuh Sekuritas, William Surya Wijaya, juga menyebut IHSG hari ini ada di rentang konsolidasi. Pergerakan sideways-nya masih dihantui oleh risiko tekanan yang relatif besar.
Ia berharap, pengumuman kinerja para emiten di kuartal ketiga bisa menjadi sentimen positif. “Sehingga bisa menopang laju IHSG dalam beberapa waktu ke depan,” katanya dalam riset.
Menurut perkiraannya, IHSG hari ini akan melaju di kisaran support 6.954 hingga resisten 7.172. Sejumlah saham pilihannya yakni ASII, AKRA, CTRA, BBCA, BBNI, TBIG, dan GGRM.