Jakarta, FORTUNE - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diperkirakan menguat terbatas, Selasa (3/10), setelah berhasil ditutup naik 0,31 persen ke harga 6.961,46 kemarin.
Menurut CEO Yugen Bertumbuh Sekuritas, William Surya Wijaya, pola gerak IHSG masih akan didukung oleh data ekonomi yang kemarin dirilis, yakni inflasi yang menggambarkan masih stabilnya kondisi ekonomi Indonesia. Pada September 2023, inflasi IHK (Indeks Harga Konsumen) secara tahunan menjadi 2,28 persen (YoY), lebih rendah dari IHK bulan sebelumnya yang sebesar 3,27 persen (YoY).
"Hal itu dapat menjadi salah satu faktor yang bisa mendukung pergerakan IHSG sampai beberapa waktu ke depan," kata William dalam riset hariannya.
Kendati demikian, masih ada sentimen negatif dari fluktuasi nilai tukar rupiah, serta outflow secara year to date. Karena itu, peluang penguatan masih terbatas.
William memproyeksikan IHSG bergerak di kisaran support 6.889 dan resisten di 7.054. Saham-saham pilihannya, meliputi: BSDE, KLBF, ASII, JSMR, SMGR, INDF, BBRI, dan BBCA.
Dari pasar internasional, Phintraco Sekuritas menyebut akan ada sentimen positif dari kesepakatan temporary government funding di Amerika Serikat, sehingga dapat menekan kemungkinan terjadi government shutdown.
Di Cina, indeks manufaktur mulai kembali melampaui 50 pada September 2023, sehingga mengindikasikan adanya harapan pemulihan ekonomi.
Analis Phintraco Sekuritas, Alrich Paskalis Tambolang dalam risetnya memprediksi IHSG bergerak untuk menguji resisten di rentang 6.980-7.000. Saham-saham pilihannya hari ini, yakni: ACES, MAPI, GOTO, PGEO, ADMR, TLKM, BBRI, dan BBCA.