Jakarta, FORTUNE - PT AKR Corporindo Tbk (AKRA) membukukan kenaikan laba bersih sebesar 12,3 persen, mencapai Rp1,65 triliun hingga periode September 2025. Kenaikan tersebut ditopang oleh sejumlah lini bisnis perseroan, termasuk kawasn industri.
Presiden Direktur PT AKR Corporindo Tbk Haryanto Adikoesoemo menyampaikan bahwa peningkatan laba itu sejalan dengan naiknya pendapatan perseroan. Hingga September 2025, AKRA mencatat pendapatan Rp32,39 triliun atau meningkat 13 persen dibandingkan dengan perolehan pada tahun lalu.
"Meskipun menghadapi tantangan ekonomi global sepanjang tahun ini, AKR mampu membukukan kinerja solid. Stabilitas ini didukung oleh model bisnis AKR yang terbukti tangguh, infrastruktur terintegrasi, diversifikasi strategis, serta disiplin keuangan yang ketat," ujar dia dalam keterangan resmi, Kamis (23/10).
Salah satu pendorong utama capaian tersebut adalah peningkatan signifikan dari kawasan Java Integrated Industrial and Port Estate (JIIPE). Kawasan industri ini mencatat pendapatan sebesar Rp1,26 triliun atau meningkat 199 persen secara tahunan.
"Pendapatan berulang dari bisnis utilitas mulai mengalir seiring beroperasinya penyewa utama secara penuh dan meningkatnya aktivitas produksi di kawasan tersebut," ujarnya.
Sementara pada segmen perdagangan dan distribusi, AKRA mencatat laba bruto sebesar Rp2,06 triliun di tengah tekanan ekonomi dan volatilitas harga komoditas global, khususnya di sektor pertambangan. Menurut Haryanto, kedisiplinan AKR dalam pelaksanaan strategi, didukung oleh infrastruktur logistik yang kuat serta pengelolaan modal kerja yang efisien, yang dapat terus mendukung pertumbuhan yang stabil tersebut.
Hasil kinerja operasional itu pun mendorong kinerja keuangan AKR. EBITDA perseroan juga tercatat naik higga 18 persen secara tahunan menjadi Rp2,48 triliun. AKR juga mempertahankan struktur neraca yang kuat. Total aset tercatat Rp33,7 triliun, dan return on Equity (ROE) pun tetap solid di level 20 persen.
Ke depan, AKR akan melanjutkan fokus pada optimalisasi dua pilar utama bisnisnya yakni perdagangan dan distribusi. Prioritas utama meliputi ekspansi ke wilayah Indonesia Timur serta penguatan jaringan Business-to-Consumer (B2C).
"Kami tetap optimistis bahwa dengan semakin kuatnya iklim investasi di Indonesia, penjualan lahan di Kawasan Ekonomi Khusus Java Integrated Industrial and Port Estate (JIIPE SEZ) akan meningkat, yang pada akhirnya akan mendorong pertumbuhan pendapatan utilitas berulang," pungkas dia.