Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel Fortune IDN lainnya di IDN App
Layar digital menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Selasa (8/4/2025). (ANTARA FOTO/Bayu Pratama S)
Layar digital menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Selasa (8/4/2025). (ANTARA FOTO/Bayu Pratama S)

Jakarta, FORTUNE - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diproyeksikan menguat pada Kamis (14/8), setelah berhasil ditutup naik 1,30 persen di level 7.892,91 kemarin sore.

Analis Binaartha Sekuritas, Ivan Rosanova, mengatakan IHSG mendekati resisten fraktal 7.910 pada hari Rabu, dengan potensi terjadinya koreksi minor atau konsolidasi sebelum melanjutkan upaya untuk menembus di atas resisten tersebut. "Proyeksi ini masih memungkinkan selama tidak ada koreksi di bawah 7.659," kata Ivan dalam riset hariannya.

Level support IHSG berada di 7.739, 7.660, 7.559, dan 7.432. Sementara level resistennya berada di 7.910, 8.025, dan 8.102. Indikator MACD menunjukkan adanya momentum bullish.

Ivan memproyeksikan IHSG hari ini bergerak di antara 7.865 dan 7.930. Daftar saham pilihannya adalah ANTM, BBCA, BBNI, BBRI, dan GOTO.

Di sisi lain, Phintraco Sekuritas memperkirakan IHSG hari ini melaju di rentang support 7.800, pivot 7.900, dan resisten 8.000. Daftar saham pilihan mereka hari ini, meliputi: AUTO, ASII, ASRI, TINS, dan PSAB.

Analis Phintraco Sekuritas, Ratna Lim, menilai ada sejumlah katalis di balik penguatan IHSG kemarin. Pertama, ekspektasi pasar global akan penurunan suku bunga The Fed. Hal tersebut mendorong penguatan saham-saham sektor teknologi global.

Secara teknikal, IHSG membentuk gap up yang disertai pelebaran histogram MACD, serta pergerakan indikator Stochastic RSI yang mengarah naik. Dengan demikian, IHSG diperkirakan berpeluang menguji level psikologis di 8.000.

"Hal ini juga didukung oleh aliran dana masuk investor asing di bursa saham beberapa hari terakhir ini," kata Ratna dalam riset hariannya.

Investor akan mencermati sejumlah rilis data ekonomi global. Dari Inggris, GDP bulan Juni diperkirakan tumbuh 1,10 persen (YoY), lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan 0,7 persen (YoY) pada Mei 2025 yang merupakan laju terendah sejak Juni tahun lalu (14/8). Secara historis, GDP bulanan Inggris rata-rata berada di 1,85 persen sejak 1998.

Dari AS (14/8) akan ada pengumuman data inflasi dari sisi produsen (PPI) bulan Juli yang diproyeksikan naik 0,20 persen (MoM), setelah tercatat stagnan pada bulan lalu dan meningkat 0,3 persen (MoM) pada Mei. Secara tahunan, inflasi produsen bulan Juni melambat menjadi 2,3 persen (YoY), level terendah sejak September 2024, dari 2,7 persen pada Mei. Sementara itu PPI inti pada Juni turun ke 2,6 persen (YoY) dari 3,2 persen (YoY), juga berada di bawah ekspektasi 2,7 persen (YoY).

Editorial Team