Dolar Menguat, Rupiah Keok Lagi

Intinya sih...
- Rupiah melemah 58,50 poin atau 0,36 persen ke Rp16.213 per US$ pada perdagangan Jumat pagi.
- Indeks dolar AS menguat ke atas 104.20-an, dipicu oleh data perekonomian AS yang membaik.
- Mata uang kawasan Asia mayoritas melemah, termasuk yen Jepang, dolar Singapura, dan won Korea.
Jakarta, FORTUNE - Nilai tukar rupiah dibuka melemah pada perdagangan Jumat (19/7) pagi dengan penurunan 58,50 poin atau 0,36 persen ke Rp16.213 per US$.
Pada Kamis (18/7) sore, rupiah juga ditutup turun dengan pelemahan 55 poin atau 0,34 persen ke level Rp16.155 per US$.
Pengamat pasar uang, Ariston Tjendra, mengatakan indeks dolar AS pagi ini kembali bergerak menguat ke atas 104.20-an, meski kemarin pagi sudah turun ke level 103-an.
Ini, menurutnya, disulut oleh sejumlah data perekonomian AS yang kelihatan kembali membaik.
"Data indeks manufaktur wilayah Philadelphia AS bulan Juli yang dirilis semalam memberikan sentimen positif ke dolar AS. Angkanya juga sangat jauh dari perkiraan, yakni 13,9 lebih tinggi dari 2,7 di bulan sebelumnya," ujar Ariston.
Kondisi manufaktur yang membaik tersebut menurutnya bisa jadi mengubah persepsi pasar soal kemungkinan pemangkasan suku bunga acuan AS tahun ini.
Selain itu, semakin besarnya peluang Trump menjadi Presiden AS juga turut memberikan sentimen positif ke dolar AS karena pada masa kepresidenan Trump sebelumnya, kebijakannya sangat pro dalam negri, dan itu mendorong penguatan dolar AS.
"Potensi pelemahan rupiah ke arah Rp16.230 per US$, dengan support di sekitar Rp16.160 per US$ hari ini," kata Ariston.
Mayoritas pergerakan mata uang kawasan Asia terpantau melemah pada perdagangan pagi hari ini.
Yen Jepang turun 0,03 persen, dolar Hong Kong turun 0,02 persen, dolar Singapura turun 0,07 persen, dolar Taiwan melemah 0,39 persen, dan won Korea melemah 0,26 persen.
Kemudian, peso Filipina turun 0,22 persen, rupe India menguat 0,04 persen, yuan Cina turun 0,06 persen, ringgit Malaysia melemah 0,16 persen, dan baht Thailand turun 0,32 persen.
Mata uang di negara maju terpantau bergerak variatif, dengan euro menguat 0,07 persen dan poundsterling naik 0,05 persen, sementara dolar Kanada turun 0,01 persen dan franc Swiss turun 0,14 persen.