Pada Januari 2022, Protelindo bersama entitas anak—PT Iforte Solusi Infotek (Iforte)—juga sudah menyetujui perjanjian kredit senilai Rp500 miliar dari Bank of China (Hong Kong) Ltd. Pemberian kredit akan menerapkan konsep pemberian pertanggungan oleh Iforte, sehingga Protelindo bakal mendapat pembiayaan dengan syarat dan kondisi lebih baik.
Tujuan penggunan dananya pun sama, yakni untuk mendukung kebutuhan umum dan refinancing Protelindo sebagai salah satu anak usaha emiten Djarum, TOWR. Secara terperinci, kredit itu akan dipakai untuk mengelola neraca, pinjaman, serta beban bunga.
“Fasilitas pinjaman diharap dapat menunjang kegiatan usaha Protelindo, yang mana secara konsolidasi juga akan berdampak positif bagi TOWR,” jelas Irfan.
Jangka waktu dari pinjaman itu adalah 48 bulan atau empat tahun dari tanggal penandatanganan, 21 Januari 2022.
Protelindo lewat anak usahanya –PT Iforte Solusi Infotek (ISI), PT Komet Infra Nusantara (KIN), PT Solusi Tunas Pratama Tbk (SUPR), dan PT Sarana Inti Persada (SIP)— juga sudah menyelesaikan jual-beli semua saham PT Platinum Teknologi (Platinum) senilai Rp1,9 triliun pada 4 September tahun lalu.
Pada penutupan perdagangan hari ini, TOWR berada di zona merah usai terkoreksi 0,49 persen ke level 1.015. Selama sepekan ini, sahamnya juga telah terkoreksi 1,46 persen.
Dalam enam bulan belakangan ini, saham TOWR terpantau merosot secara bertahap dan sudah melemah 26,98 persen. Sepanjang 2022, saham emiten afiliasi grup Djarum itu sudah anjlok 10,57 persen.