MARKET

Produksi Naik, Emiten Tambang Hary Tanoe Raup Pendapatan US$52,2 Juta

IATA memasarkan 1,1 juta MT batu bara pada kuartal I 2023

Produksi Naik, Emiten Tambang Hary Tanoe Raup Pendapatan US$52,2 Jutailustrasi pertambangan (unsplash.com/Dominik Vanyi)
03 May 2023
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE - Emiten pertambangan batu bara milik pengusaha Hary Tanoesoedibjo, PT MNC Energy Investments Tbk (IATA) mencatat pendapatan US$ 52,2 juta atau sekitar Rp767,86 miliar (asumsi kurs Rp14.710 per dolar AS) sepanjang kuartal I 2023. Jumlah tersebut  tumbuh 29,3 persen secara tahunan (year-on-year /yoy) dari US$ 40,4 juta pada periode yang sama 2022.

Perseroan juga mencatatkan EBITDA sebesar US$ 22,14 juta dengan laba bersih US$ 15,80 juta pada tiga bulan pertama 2023. Namun, jika dibandingkan kuartal pertama tahun lalu, EBITDA dan laba bersih perseroan masing-masing turun 6 persen dan 3,6 persen.

Sedangkan marjin EBITDA dan marjin laba bersih IATA masing-masing tercatat sebesar 42,4 persen dan 30,3 persen.

Pada triwulan pertama 2023, IATA memproduksi 953,1 ribu metrik ton (MT) batu bara, naik 11,5 persen (yoy) atau bertambah hampir 100 ribu MT dibandingkan produksi pada kuartal I 2022. Sedangkan dari sisi penjualan, IATA memasarkan sebanyak 1,1 juta MT batu bara pada kuartal pertama 2023, melonjak 35,3 persen (yoy) dari 823,5 ribu MT.

Perseroan membidik total produksi sebesar 7 juta MT sepanjang 2023, naik 65 persen dari tahun 2022. Untuk memenuhi target tersebut, Perseroan juga berencana memulai produksi IUP yang dimiliki oleh PT Arthaco Prima Energy (APE) pada tahun ini. 

"Terlepas dari beberapa tantangan sepanjang kuartal pertama tahun ini, perseroan terus berupaya mengoptimalkan kinerja dari sisi keuangan maupun operasional. Kegiatan eksplorasi tambang batu bara IATA membuahkan hasil, KCMI melaporkan temuan baru pada salah satu IUP Perseroan dan menjadikan total cadangan batu bara mencapai 386,6 juta MT," kata Direktur Utama IATA, Henry Suparman dalam keterangannya, Rabu (3/5).

Menurutnya, perseroan akan fokus meningkatkan produksi untuk memenuhi target 7 juta MT pada akhir tahun ini. Manajemen juga memperbanyak kontrak penjualan, mencari peluang untuk akuisisi tambang baru, menakar prospek lain yang berkaitan dengan energi terbarukan, serta mengoptimalkan sinergi dan efektifitas di semua lini, untuk  memperkuat performa bisnis yang berkesinambungan.

Cadangan Batu Bara

IATA mengelola 8 IUP-Operasi Produksi di Musi Banyuasin, Sumatera Selatan dan secara aktif menggenjot hasil produksi untuk memenuhi permintaan batu bara yang tinggi serta terus
melakukan eksplorasi untuk mencari tambahan cadangan terbukti.

Berdasarkan laporan terkini dari Komite Cadangan Mineral Indonesia (KCMI), tambang APE milik Perseroan menemukan tambahan cadangan batu bara sebanyak 43,53 juta MT dengan GAR 2.500– 3.250 kg/kcal pada program pengeboran Tahap 5. Estimasi cadangan batu bara APE Tahap 5 ini mempunyai nilai Net Present Value (NPV) sebesar USD 619,4 juta, Internal Rate of Return (IRR) sebesar 55,7%, Break Even Point (BEP) sebesar 4,7 juta MT dan Payback Period sekitar 3 tahun.

Dengan demikian, saat ini IATA memiliki cadangan batubara terbukti sebesar 386,6 juta MT dari sekitar 20 persen total luas area penambangan sebesar 72.478 Ha. Selain itu, kegiatan eksplorasi masih dilakukan secara bertahap pada sisa area penambangan seluas 57.793 Ha, dimana IATA meyakini cadangan batubara akan terus bertambah seiring dengan proses eksplorasi yang menunjukkan temuan baru. 

Related Topics