MARKET

Waskita Karya Akan Jual Semua Kepemilikan Jalan Tol Sampai 2025

WSKT yakin pada tahun 2025 kembali jadi perusahaan sehat.

Waskita Karya Akan Jual Semua Kepemilikan Jalan Tol Sampai 2025Tol Cibitung-CIlincing. Dok. Waskita Karya
by
04 November 2021
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE - PT Waskita Karya (Persero) Tbk hingga kini telah melepas 4 ruas tol yang mereka kerjakan. Keempatnya adalah ruas Cibitung–Cilincing, Medan–Kualanamu–Tebing Tinggi, Semarang–Batang, serta Cinere–Serpong.

Selain urusan itu, perseroan juga bakal menjual seluruh jalan tol yang dimiliki perseroan hingga 2025, begitu keterangan Direktur Utama Waskita Karya, Destiawan Soewardjono. Menurutnya, aksi korporasi ini harus dilakukan guna menyehatkan perusahaan yang terbebani utang atas investasi pembangunan selama ini.

“Dalam gambaran kami, ruas tol harus dilepas guna mengembalikan pinjaman-pinajaman itu,” kata dia saat konferensi pers secara virtual, Kamis (4/11).

Dari empat ruas tol yang telah dijual, perseroan beroleh dana Rp6,8 triliun. Saat ini, emiten berkode WSKT itu mengelola 13 ruas tol. Jalan-jalan bebas hambatan yang tersebar di Jawa dan Sumatra memiliki total panjang 688,4 kilometer.

Tiga ruas yang telah beroperasi yakni Kanci–Pejagan, Pejagan–Pemalang, dan Pemalang–Batang. Selanjutnya, 8 ruas masih beroperasi sebagian. Mulai dari ruas Cimanggis–Cibitung, Pasuruan–Probolinggo, Cibitung–Cilincing, Bekasi–Cawang–Kampung Melayu, Bogor–Ciawi–Sukabumi alias Bocimi, Depok–Antasari, Kayu Agung–Palembang–Betung, serta Krian–Legundi–Bunder–Manyar.

Dua ruas masih dalam tahap konstruksi, yakni ruas Cileunyi–Sumedang–Dawuan dan Kuala Tanjung–Tebing Tinggi–Parapat.

"Ke depan Waskita akan investasi dalam skala minoritas, kami juga ikut di ruas Yogyakarta–Bawen dalam skala minoritas. Kemudian potensi di Jawa atau Sumatra akan dipelajari lebih dalam agar secara keseluruhan investasi itu tidak akan membebani keuangan Waskita," katanya.

WSKT dapat PMN

Pada kuartal III tahun ini, Waskita mendapatkan dukungan penuh dari pemerintah berupa penanaman modal negara (PMN) pada 2021 sebanyak Rp7,9 triliun. Saat ini, Destiawan menyebut Peraturan Pemerintah (PP) terkait suntikan modal dari APBN ini sedang disiapkan. Dia berharap PMN ini bisa cair Desember 2021.

Nantinya, PMN ini akan dipakai Waskita untuk menyelesaikan pembangunan ruas tol. Suntikan PMN akan dilakukan dengan mekanisme rights issue karena berkenaan dengan perusahaan terbuka. Tetapi, Waskita akan melakukan revisi agar komposisi pemegang saham di perusahaan tetep sama seperti sekarang. Pemerintah 66 persen dan publik 34 persen.

Perseroan juga telah melakukan restrukturisasi utang bank pada entitas induk dan anak usaha. Secara konsolidasian, perseroan telah merestrukturisasi utang bank pada level 92,35 persen dari target. Dengan restrukturisasi ini, perseroan dapat meningkatkan efisiensi dengan memperpanjang masa fasilitas kredit sampai dengan 2026 dengan bunga lebih kompetitif.

“Ke depannya, perseroan juga fokus mengurangi  komposisi utang melalui proses divestasi tol-tol yang akan diselesaikan dengan dukungan likuiditas yang diperoleh dari dukungan pemerintah,” ujar Destiawan.

Setelah melaksanakan aksi korporasi dan retrukturisasi tersebut Waskita Karya akan fokus meningkatkan kinerja operasional dan keuangan dengan likuiditas yang jauh lebih baik. Perseroan akan fokus dalam menyelesaikan proyek-proyek infrastruktur sehingga mempermudah proses divestasi yang juga merupakan fokus saat ini dengan tujuan menurunkan kewajiban secara bertahap.

Target proyek Waskita Karya 2021

Pada kuartal III–2021, perseroan telah memperoleh nilai kontrak baru Rp12,01 triliun yang terdiri dari proyek investasi/business development (68,05 persen), pemerintah (24,96 persen), proyek BUMN (4,48 persen) dan proyek swasta (2,51 persen).

Berdasarkan tipe proyek, pencapaian kontrak baru tersebut berasal dari jalan dan jembatan (58,89 persen), bangunan (13,03 persen), infrastruktur air (12,30 persen), anak usaha (11,40 persen), EPC (3,50 persen) dan lain-lain (0.88 persen). Perseroan menargetkan total perolehan nilai kontrak baru pada 2021 sekitar Rp20,68 triliun.

Related Topics