Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel Fortune IDN lainnya di IDN App
Ilustrasi emas logam mulia (LM) PT Aneka Tambang Tbk atau Antam. (IDN Times/Vadhia Lidyana)
Ilustrasi emas logam mulia (LM) PT Aneka Tambang Tbk atau Antam. (IDN Times/Vadhia Lidyana)

Intinya sih...

  • Emas tetap diminati di tengah kenaikan harga, volume penjualan Antam melonjak 93% menjadi 13.739 kg.

  • Total penjualan bersih Antam mencapai Rp26,15 triliun, naik 203% dari periode yang sama tahun lalu.

  • Kenaikan penjualan didorong inovasi Antam menjual logam mulia lewat aplikasi ANTAM untuk mempermudah transaksi secara digital.

Jakarta, FORTUNE - Tren perburuan emas oleh masyarakat yang disebabkan terus melonjaknya harga emas turut membawa berkah bagi PT Aneka Tambang Tbk (ANTM). Volume penjualan emas Antam naik tajam hinngga 93 persen disebabnya oleh tingginya permintaan.

Sejak awal tahun hingga 13 April 2025, harga emas tercatat telah naik 14,32 persen. Di tengah kenaikan itu, Direktur Utama ANTAM Nico Kanter mengatakan, volume penjualan emas Antam naik hingga 93 persen menjadi 13.739 kg pada kuartal I 2024.

Logam mulia ini bahkan menjadi kontributor terbesar atas keseluruhan penjualan ANTM. Pada kuartal I 2025, ANTM mencetak pendapatan Rp26,15 triliun, melonjak 203 persen dibandingkan Rp8,62 triliun pada periode yang sama tahun lalu.

"Komoditas emas menjadi tulang punggung pendapatan, dengan nilai penjualan mencapai Rp21,61 triliun atau naik 182 persen dan menyumbang 83 persen dari total penjualan," kata Nico melalui keterangan resmi yang dikutip Selasa (13/5).

Nico menilai kenaikan penjualan ini juga didorong oleh inovasi Antam yang mulai menjual logam mulia lewat aplikasi ANTAM untuk mempermudah transaksi secara digital.

Untuk terus memperkuat segmen bisnis emas, sepanjang 2025 ANTAM menyatakan akan melanjutkan hilirisasi, salah satunya lewat penandatanganan kerja sama pengembangan fasilitas logam mulia di JIIPE, Gresik.

"Melalui strategi hilirisasi dan inovasi digital, kami ingin menciptakan nilai tambah berkelanjutan, memperkuat kontribusi terhadap perekonomian nasional, serta memberikan manfaat bagi masyarakat Indonesia,” ujar dia.

Emas Dongkrak Kinerja Perseroan

Kinerja positif penjualan emas tersebut pada akhirnya turut mendorong kinerja bisnis perseroan. Hingga kuarta I 2025, ANTM mencatatkan lonjakan laba bersih hingga lebih dari sepuluh kali lipat atau sekitar 1004,7 persen menjadi Rp2,32 triliun, dibandingkan kuartal pertama tahun lalu sebesar Rp210,59 miliar.

Kinerja ini tercermin pada peningkatan EBITDA perseroan sebesar 518 persen menjadi Rp3,26 triliun, naik tajam dari Rp527,61 miliar pada kuartal pertama 2024. Capaian ini menjadi sinyal kuat atas efektivitas strategi transformasi dan efisiensi yang diterapkan Perusahaan di tengah dinamika industri pertambangan.

Hasil positif perseroan juga tercermin dari laba usaha yang tercatat berbalik positif menjadi Rp2,69 triliun, dari sebelumnya mencatatkan rugi Rp491,19 miliar. Ini membuat laba bersih per saham dasar (EPS) ikut melonjak 794 persen menjadi Rp88,69, disertai peningkatan total aset sebesar 17 persen menjadi Rp48,30 triliun, dan kenaikan ekuitas sebesar 10 persen menjadi Rp34,62 triliun.

Selain emas, segmen nikel dan bauksit juga menunjukkan pertumbuhan yang impresif. Total penjualan nikel (feronikel dan bijih nikel) melonjak 581 persen menjadi Rp3,77 triliun. Produksi feronikel tercatat sebesar 4.498 ton nikel dalam feronikel (TNi), sementara volume penjualan mencapai 4.839 TNi.

Produksi bijih nikel turut naik drastis sebesar 221 persen menjadi 4,63 juta wet metric ton (wmt), sejalan dengan pertumbuhan penjualan bijih nikel sebesar 281 persen menjadi 3,83 juta wmt.

Sementara itu, komoditas bauksit dan alumina mencatatkan penjualan sebesar Rp708,75 miliar, naik 102 persen dibandingkan kuartal pertama tahun lalu. Produksi bijih bauksit meningkat 328 persen menjadi 653.781 wmt, dan penjualan alumina mencapai 44.048 ton, tumbuh 4 persen secara tahunan.

Editorial Team

EditorEkarina .