Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel Fortune IDN lainnya di IDN App
ilustrasi logam mulia emas (pexels.com/Zlaťáky.cz)
ilustrasi logam mulia emas (pexels.com/Zlaťáky.cz)

Intinya sih...

  • Harga emas kembali melemah di kisaran US$3.240 per ounce troy, diprediksi akan tetap bearish dalam jangka pendek.

  • Kesepakatan dagang AS-China menekan daya tarik safe haven emas, memicu penguatan pasar saham dan aset berisiko lainnya.

  • Proyeksi pemangkasan suku bunga oleh The Fed akan menentukan arah pergerakan dolar AS dan yield obligasi yang memengaruhi harga emas.

Jakarta, FORTUNE - Harga emas kembali melemah, setelah sempat menguat tipis di level US$3.250 per ounce troy. Namun kini, berdasarkan Trading Economics emas kembali jatuh di kisaran US$3.240.

Analis Dupoin Futures Indonesia Andy Nugraha mengatakan tren bearish pada emas ini masih akan berlangsung dalam jangka pendek, baik secara teknikal maupun fundamental.

"Meskipun terjadi pemulihan sebesar 0,42 persen kemarin, tekanan jual masih mendominasi pasar logam mulia," ujar dia, Rabu (14/5).

Andy menjelaskan bahwa ada dampak fundamental yang saat ini membebani harga emas. Kesepakatan dagang antara Amerika Serikat dan Cina menjadi salah satu faktor utama yang meningkatkan sentimen risiko dan menekan daya tarik aset safe haven itu.

Setelah negosiasi dua hari di Jenewa, kedua negara akhirnya sepakat memangkas tarif secara drastis. AS menurunkan tarif atas barang Cina dari 145 persen menjadi 30 persen. Begitupun Cina yang memangkas tarif atas produk AS dari 125 persen menjadi 10 persen. Hal ini mendorong penguatan pasar saham dan aset berisiko lainnya, sehingga justru melemahkan permintaan terhadap logam mulia.

Secara teknikal, ia memaparkan bahwa kombinasi pola candlestick dan indikator Moving Average mengindikasikan masih adanya tekanan penurunan pada harga emas terhadap dolar AS. Harga logam mulia ini bahkan berpotensi terkoreksi hingga ke level support US$3.208.

Sentimen pasar

Dengan adanya sentimen ini, harga emas diprediksi bakal sulit menembus level psikologis US$3.300 dalam waktu dekat, seiring dengan rilis data inflasi AS (Consumer Price Index/CPI) yang lebih rendah dari ekspektasi serta meredanya tensi dagang antara AS dan China, yang cenderung membatasi dorongan kenaikan harga emas. Minimnya sentimen pembelian aset lindung nilai turut membuat ruang penguatan emas tetap terbatas.

Dari sisi geopolitik, ketegangan India dan Pakistan mulai mereda. Gencatan senjata masih bertahan di wilayah perbatasan seperti Jammu dan Kashmir, diperkuat oleh sikap tegas Perdana Menteri India Narendra Modi terhadap aksi terorisme dan respons Pakistan. Kondisi ini menjadi faktor tambahan yang menekan harga emas, sejalan dengan meredanya kekhawatiran geopolitik global.

Sementara itu, pelaku pasar menanti pidato pejabat Federal Reserve yang dijadwalkan hari ini. Meskipun proyeksi pasar masih menunjukkan kemungkinan pemangkasan suku bunga sebesar 52 basis poin hingga akhir 2025, sinyal terbaru dari The Fed akan sangat menentukan arah pergerakan dolar AS dan yield obligasi, dua faktor utama yang memengaruhi harga emas. Oleh karenanya, para trader disarankan mewaspadai volatilitas jangka pendek.

Hari ini, kisaran pergerakan harga emas diprediksi berada antara $3.208 sebagai level support dan US$3.279 sebagai level resistance, dengan kecenderungan pergerakan yang masih berada dalam tekanan bearish.

Editorial Team

EditorEkarina .