Jakarta, FORTUNE - Emiten penerbangan milik Hary Tanoesoedibjo, PT Indonesia Transport & Infrastructure bertransformasi menjadi PT MNC Energy Investments Tbk (IATA). Perseroan bahkan memutuskan banting setir dari bidang investasi dan perusahaan induk, ke pertambangan batu bara.
Keputusan itu diambil sebagai upaya memitigasi kerugian akibat pandemi Covid-19. Sebagai informasi, IATA membukukan kenaikan pendapatan 15 persen dari US$6,3 juta (kuartal III 2020) menjadi US$7,2 juta (kuartal III 2021).
Namun, kenaikan itu juga diikuti oleh beban usaha yang membengkak sehingga IATA mencatatkan rugi bersih US$4,7 juta pada kuartal III 2021. Kerugiannya melambung 118 persen dibandingkaan periode yang sama tahun sebelumnya.
Industri penerbangan belum juga pulih sampai sekarang, membuat emiten milik MNC Group itu melirik bidang usaha baru—pertambangan—demi memulihkan nilai perusahaan. Lantas, seperti apa prospek bisnis pertambangan IATA ini ke depan?