Sepanjang 2022, perusahaan yang bergerak di sektor energi dan kimia melalui Kilang LPG (Liquefied Petroleum Gas) dan pabrik amoniak ini mencatat rekor kinerja pendapatan tertinggi sebesar US$731 juta, atau naik 141 persen dibandingkan tahun sebelumnya (year on year/YoY). Sedangkan dari sisi EBITDA, perusahaan mencatat kenaikan 161 persen secara tahunan menjadi US$354 juta.
Perseroan mengatakan, pasar komoditas global yang terus meningkat dengan situasi geo-politik yang mendorong kenaikan harga gas. Eropa menyaksikan rekor lonjakan harga gas alam yang memaksa industri mengurangi kapasitas mereka.
Realisasi harga amoniak ESSA melonjak 91 persen secara tahunan menjadi US$ 887 per metrik ton (MT), sedangkan produksi Amoniak meningkat 34 persen (YoY) menjadi 760.815 MT yang mendorong rekor pendapatan di bisnis amoniak perusahaan.
Dengan arus kas yang kuat, utang ESSA berkurang secara signifikan sebesar 43 persen menjadi US$ 278 juta pada akhir Desember 2022 dibandingkan dengan US$ 487 juta pada 2021 dengan rasio utang terhadap ekuitas saat ini pada 0,5x.
Presiden Direktur ESSA, Chander Vinod Laroya, mengatakan rekor pendapatan tertinggi perusahaan yang berhasil dicapai 2022 disebabkan keunggulan operasional perusahaan yang didukung kenaikan harga amoniak dan LPG.
"ESSA telah memanfaatkan kas yang lebih tinggi yang dihasilkan untuk mengurangi jumlah utang, yang mengarah ke neraca yang jauh lebih kuat. Kami juga membagikan dividen pada 2022 untuk pertama kalinya sejak penawaran umum perdana pada 2012," katanya.
Ke depan, perusahaan optimis dengan peluang pertumbuhan baru di industri gas-hilir untuk memberikan nilai yang lebih besar bagi para pemegang saham dengan mengembangkan bisnis lebih lanjut.