Jakarta, FORTUNE – Dolar mendekati level tertinggi hampir dua dekade terakhir per Jumat (15/7) WIB, setelah semalam tergelincir. Penurunan itu terjadi setelah pejabat The Fed secara implisit menyatakan lebih menyukai kenaikan suku bunga di bawah 100 basis poin, mengurangi langkah kenaikan yang lebih agresif seperti ekspektasi investor.
Sebelumnya, para pedagang memprediksi The Fed akan meningkatkan suku bunga 100 basis poin pada pertemuan 26–27 Juli 2022 merespons inflasi Amerika Serikat (AS) pada Juni 2022 meroket ke rekor tertinggi sepanjang 40 tahun—sebesar 9,1 persen.
Tapi, ekspektasi itu menurun setelah Gubernur The Fed Christopher Waller dan Presiden The Fed St. Loius James Bullard mendukung kenaikan suku bunga sebesar 75 basis poin, sebagaimana dilansir dari Channel News Asia.
Namun, jika data terbaru menunjukkan permintaan tak melambat secara signifikan—guna menekan inflasi—maka kenaikannya bisa lebih tinggi.
Melansir Antara, indeks dolar hari ini naik 0,22 persen di 108,50—pascanaik ke 109,29 atau titik tertinggi dari September 2022.