MARKET

Laba Grup Astra Turun 22 Persen pada Semester I 2021

Laba sektor otomotif dan agribisnis topang kinerja keuangan.

Laba Grup Astra Turun 22 Persen pada Semester I 2021Dok. Shutterstock/Herwin Bahar
09 August 2021
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE - PT Astra International Tbk. (ASII) mencatatkan laba bersih Rp8,83 triliun pada semester I-2021. Capaian induk grup Astra itu turun 22% dari Rp11,38 triliun pada periode sama 2020.

Jika tak memperhitungkan keuntungan penjualan saham Bank Permata, Grup Astra mencatat peningkatan laba bersih 61% dari Rp5,49 triliun tahun lalu.

Presiden Direktur Astra International, Djony Bunarto Tjondro, mengatakan sebagian besar bisnis mengalami perbaikan pada paruh pertama 2021. Namun, tantangan berat telah menunggu pada semester kedua mengingat kinerja bisnis dan kepercayaan konsumen masih akan terdampak pandemi Covid-19.

"Karyawan kami adalah kekuatan terbesar grup. Upaya yang telah dilakukan oleh seluruh karyawan kami dalam menanggapi tantangan yang dihadapi telah berkontribusi terhadap ketahanan grup pada masa sulit ini," ujarnya dalam keterangan resmi, Kamis (29/7).

Menurut Djony, pertumbuhan laba sektor otomotif dan agribisnis menjadi yang tertinggi dan menopang perbaikan kinerja semester I. Dua sektor utama tersebut masing-masing mencetak laba Rp3,3 triliun dan Rp517 miliar, sementara persentase kenaikannya 362% dan 66%.

Laba bersih sektor otomotif Astra melonjak terutama karena peningkatan volume penjualan pada segmen roda empat yang diuntungkan oleh Insentif pajak penjualan barang Mewah (PPnBM).

Berdasarkan data Gaikindo, penjualan mobil nasional naik 51 persen menjadi 393 ribu unit pada semester I-2021. Penjualan mobil Astra naik 50% menjadi 210 ribu unit dengan pangsa pasar stabil sebesar 53%.

Kenaikan permintaan sepeda motor nasional sebesar 30% menjadi 2,5 juta unit pada semester I mengerek penjualan sepeda motor Honda sebesar 29% menjadi 1,9 juta unit. 

Kemudian, bisnis komponen otomotif Astra dengan kepemilikan 80 persen di PT Astra Otoparts Tbk. (AUTO), mencatatkan laba bersih sebesar Rp267 miliar, berbanding terbalik dengan rugi bersih sebesar Rp296 miliar pada semester I-2020.

Pemicunya adalah peningkatan pendapatan dari segmen pabrikan (original equipment manufacturer) dan pasar suku cadang pengganti (replacement market).

Laba bersih divisi agribisnis yang meningkat 66% terutama disebabkan harga tinggi minyak kelapa sawit menyusul kenaikan 27% menjadi Rp10.274/kg. 

Volume penjualan minyak kelapa sawit dan produk turunannya menurun 9% menjadi 933.000 ton. Namun, PT Astra Agro Lestari Tbk (AALI), yang 79,7% sahamnya dimiliki perseroan, melaporkan peningkatan laba bersih sebesar 66% menjadi Rp649 miliar.

Astra juga mencatatkan peningkatan laba bersih sebesar 2% menjadi Rp2,1 triliun pada bisnis jasa keuangan. Kenaikan laba juga terjadi pada bisnis alat berat, pertambangan, konstruksi, dan energi sebesar 13% menjadi Rp2,7 triliun.

Laba bersih divisi teknologi informasi turun 13% menjadi Rp14 miliar, terutama disebabkan penurunan pendapatan bisnis layanan perkantoran PT Astra Graphia Tbk (AG) yang 76,9% sahamnya dimiliki perseroan.

Pada bisnis properti, laba bersih meningkat sebesar 17% menjadi Rp83 miliar, terutama karena tingkat hunian yang lebih tinggi dan biaya operasional yang lebih rendah di Menara Astra.

Terakhir, divisi infrastruktur dan logistik Astra mencatat laba bersih Rp91 miliar dibandingkan rugi bersih Rp88 miliar pada semester I-2020. Ini terutama disebabkan peningkatan kinerja dari bisnis jalan tol dan PT Serasi Autoraya (SERA).

Related Topics