Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel Fortune IDN lainnya di IDN App
Dok. Shutterstock/Peshkova

Jakarta, FORTUNE - Ekonomi domestik mengindikasikan potensi solid penguatan; berbanding terbalik dengan ekonomi dunia yang telah memasuki tahap normalisasi, laiknya Amerika Serikat (AS), Cina, dan Eropa.

Meskipun kenaikan harga BBM bersubsidi berisiko mendongkrak inflasi dan mempengaruhi daya beli dalam jangka pendek, Manulife Aset Manajemen Indonesia (MAMI) menilai pasar sudah mengantisipasinya di tengah level penguatan pemulihan.

Investment Specialist PT Manulife Aset Manajemen Indonesia (MAMI), Krizia Maulana, mengatakan, “Dari sisi anggaran negara, kenaikan harga BBM membuat anggaran pemerintah menjadi lebih terjaga dan tepat sasaran, sehingga Indonesia masih menjadi pasar yang dilirik oleh investor asing.”

Sedangkan, Ekonom Mirae Asset Sekuritas Indonesia, Rully Arya Wisnubroto, menilai kenaikan harga BBM bakal berdampak moderat terhadap kepercayaan konsumen. Dus, meski inflasi inti bisa melampaui 4,0 persen tahun ini, ia optimistis konsumsi rumah tangga tetap tumbuh 4,81 persen.

“Kami melihat, proyeksi pertumbuhan PDB kami sebesar 5,08 persen (saat ini) untuk tahun ini masih dapat dicapai, mengingat pertumbuhan kuat selama kuartal pertama dan kedua 2022," katanya. 

Tips investasi saat pasar volatil

Editorial Team