Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel Fortune IDN lainnya di IDN App
Shutterstock/Lobsarts

Jakarta, FORTUNE - Harga CPO (Crude Palm Oil) atau minyak sawit mentah kelmbali  menguat tipis, Senin (21/3), setelah merosot 16 persen secara point-to-point ke level MYR 5.629 per ton pada akhir perdagangan pekan lalu.

Mengutip tradingeconomics.com, harga CPO pada pukul 11.32 WIB menguat 3,45 persen ke level MYR 5.827 per ton. Sebelumnya, harga komoditas ini sempat naik 2,5 persen pada pukul 09.45 WIB, mencapai MYR 5.770 per ton.

Penguatan tipis pada sesi perdagangan pagi ini terjadi setelah harga minyak sawit berjangka Malaysia tergelincir ke level terendah dalam sebulan ini, menyentuh MYR 5.700 per ton.

Padahal, sebelumnya harga CPO sudah melambung dengan level tertinggi mencapai MYR 7.074 per ton pada 9 Maret 2022. Harga CPO yang naik drastis sejak akhir 2021 dan berlanjut hingga awal tahun ini karena faktor cuaca di Indonesia, penghasil CPO terbesar dunia dan berkurangnya pasokan akibat berkurangnya tingkat produksi Malaysia—negara kedua terbesar produsen minyak sawit.

Lantas, apa yang menyebabkan harga komoditas itu tergelincir?

Penyebab harga CPO tergelincir

Pekerja menaikkan buah kelapa sawit yang baru panen di kawasan perkebunan sawit di Desa Berkat, Bodong-Bodong, Mamuju Tengah, Sulawesi Barat, Kamis (10/3/2022). ANTARA FOTO/Basri Marzuki/YU.

Analis memperkirakan, ada sejumlah faktor yang melatari jatuhnya harga CPO pekan lalu.  

Pertama, karena Indonesia menghapus pembatasan ekspor produk minyak sawit. Sebaga produsen minyak sawit terbesar dunia, Indonesia juga meningkatkan pungutan ekspor alih-alih mewajibkan produsen menjual 30 persen dari jatah ekspornya ke pasar domestik.

Harga CPO juga sempat terktekan karena laporan kondisi bearish dari Dewan Minyak Sawit Malaysia (MPOB). Ditambah dengan kecemasan pasar tentang permintaan di tengah kebijakan pembatasan Covid-19 di Cina.

MPOB menyebut, persediaan minyak sawit pada akhir Februari lebih kecil dari ekspektasi pasar. Sementara ekspor turun lebih dari 5 persen menjadi 1,1 juta ton. Kemudian, tingkat produksi malah anjlok 9,3 persen menjadi 1,14 juta ton akibat kekurangan tenaga kerja dan banjir.

Selain itu, akhir pekan lalu investor juga melakukan aksi profit taking ketika harga CPO mulai meninggi. Itu menekan harga minyak mentah lebih dari 4 persen sepanjang pekan, sehingga laju minyak sawit juga terpengaruh.

Proyeksi harga CPO ke depan dan masalah industri

Editorial Team

Tonton lebih seru di