Jakarta, FORTUNE – Musim dingin akan datang. Kata-kata itu—yang berarti sesuatu yang buruk akan terjadi—mungkin banyak diketahui dari serial televisi HBO Game of Thrones. Namun, frasa tersebut bisa jadi menggambarkan kondisi kelesuan pasar kripto saat ini.
Mengutip Fortune.com, Rabu (26/1), pelaku pasar atau investor mengkhawatirkan kedatangan “musim dingin” kripto. Istilah tersebut merujuk pada kemerosotan tajam, diikuti oleh penurunan perdagangan, dan kelesuan pasar selama berbulan-bulan—sebuah fenomena yang menimpa pasar kripto pada 2018.
Ambil misal Bitcoin yang merupakan kripto dengan kapitalisasi pasar terbesar. Menurut data dari coinmarketcap, setelah mencapai puncak pada Desember 2017 sekitar US$19.497 atau Rp277,83 juta (asumsi kurs Rp14.250), harga Bitcoin berangsur turun. Bahkan, pada periode sama 2018, harga Bitcoin sempat menyentuh US$3.242. Setelah itu, harga Bitcoin cenderung fluktuatif dengan mencapai rekor baru pada Desember 2020 sebesar US$21.310.