Jakarta, FORTUNE - PT Hartadinata Abadi Tbk (HRTA) membidik pertumbuhan pendapatan pada kisaran 50 persen hingga 60 persen tahun ini.
“Kami optimis bahwa pertumbuhan bisnis masih akan solid di 2025 ditopang oleh pertumbuhan volume penjualan sebesar 30 persen- 35 persen dan harga rata-rata jual sebesar 10 persen - 12 persen,” kata Direktur Investor Relations PT Hartadinata Abadi Tbk, Thendra Crisnanda, kepada Fortune Indonesia, Jumat (14/3).
Untuk mencapai target tersebut, Hartadinata telah menyiapkan sejumlah strategi. Misalnya, fokus pada dukungan terhadap Bullion Bank Indonesia dengan produk emas batangan HRTA yaitu Emasku. Selain itu, terus konsisten membangun brand image perusahaan sebagai salah satu pemain kunci pada Bullion Bank Indonesia.
Pada 2025, Hartadinata Abadi dipercaya menjadi salah satu pemain utama dalam ekosistem Bullion Bank Indonesia.
Selain mendukung ekosistem Bullion Bank, Hartadinata juga akan terus memberikan inovasi produk yang berkelanjutan dengan desain autentik, meningkatkan kerja sama dengan perusahaan tambang ternama di Indonesia untuk mengamankan bahan baku, serta bekerja sama dengan institusi finansial dan partner strategis.
“Perseroan juga sedang dalam proses mendapatkan sertifikasi London Bullion Market Association (LBMA) untuk produk Emasku,” ujarnya.
Ekspansi 2025
Perseroan menargetkan penambahan jumlah toko baru milik sendiri hingga 10 - 15 unit. Saat ini, HRTA mengoperasikan 85 toko ritel emas dan 105 toko gadai, serta memiliki lebih dari 900 mitra toko di seluruh Indonesia. Itu membuat posisinya sebagai pemimpin pasar menjadi lebih kuat.
Perseroan juga menganggarkan belanja modal (capex) senilai Rp115 miliar pada tahun ini. Alokasi sejumlah itu akan digunakan untuk membangun pabrik terintegrasi, mengembangkan toko, serta membeli mesin produksi.
Hingga September 2024, perseroan telah membukukan laba bersih Rp Rp301,91 miliar atau naik 16,22 persen dari Rp259,78 miliar pada periode sama tahun sebelumnya. Hal ini sejalan dengan pertumbuhan pendapatan 42,43 persen menjadi Rp13,29 triliun dari Rp9,33 triliun pada periode sama tahun sebelumnya.
Capaian dimaksud bertopang pada kenaikan volume penjualan emas murni sebesar 21,08 persen (YoY) menjadi 11,42 ton, dengan rata-rata harga jual (ASP) tumbuh 17,74 persen (YoY) menjadi Rp1.158.491 dibandingkan dengan periode sama pada 2023.